3

3.2K 597 21
                                    

Acara resepsi selesai dan Nathan merasa tubuhnya rontok. Padahal yang menikah ya kakaknya. Tapi kenapa dia kena imbasnya juga ya?

Ah, mungkin karena dia sibuk bersosialisasi dengan para tamu, membantu menangani konferensi pers, memastikan alur tamu dan acara sudah sesuai. Semua ini dia lakukan karena dia sayang kakak satu-satunya.

Kakak yang hari ini resmi jadi istri orang. Kakak yang akan jarang Nathan temui lagi karena setelah ini dia akan tinggal di tempat yang berbeda. Kakak yang mungkin akan jarang dia ajak bertengkar lagi.

Tapi Nathan percaya kalau Gio pasti menyayangi Nira sama seperti Nathan dan Ayah menyayanginya. Jadi Nathan tidak perlu khawatir.

Baik keluarga Sudharma maupun keluarga Siregar & Sumadi semuanya menginap di hotel setelah resepsi selesai. Selain karena termasuk layanan dari hotel, juga untuk beristirahat lebih cepat. Namun, bukannya beristirahat, selepas acara selesai, Nathan malah melipir ke kolam renang. Dia melepas sepatu dan jas, lalu berbaring di chaise, memejamkan mata, dan membiarkan angin malam menerpa tubuhnya.

Suasana hening, sampai Nathan merasakan ada sesuatu bergerak.

Mata Nathan terbuka dan mendapati Indira berdiri menatapnya.

"Halo," sapa Indira lalu duduk di sebelah Nathan.

"Halo," balas Nathan agak kikuk, dia duduk. Indira tampaknya sudah mandi dan berganti pakaian. Karena sekarang wajahnya tanpa make up dan pakaiannya adalah piyama berbalut jaket.

"Kok istirahatnya di sini, A? Gak di kamar aja yang lebih nyaman?"

Nathan kembali bersandar. "Masih males mandi. Nanti kalau udah beneran capek, ke atas, mandi, langsung tidur. Kamu sendiri kayaknya udah siap tidur tapi kok malah ke sini?"

Indira tersenyum, dia mengangkat sebuah buku. "Capek sih. Tapi malah gak ngantuk. Jadi tadinya mau baca sambil liat air. Kayaknya bakal adem gitu."

"Hoo. Bener juga." Nathan mengangguk. Keduanya sekarang diam. Nathan yang berbaring di chaise dan Indira yang duduk dan mulai membuka buku.

"Dipta udah pulang?" Tiba-tiba saja Nathan bertanya.

"Udah. Begitu resepsi selesai, dia langsung pulang ke Bandung," Indira tersenyum tapi matanya terasa kosong. Kenapa? Indira seharusnya selalu bahagia membahas Dipta.

Mungkin harapan sekaligus perasaan Nathan saja.

"Kamu niat serius sama Dipta?" Nathan kaget mendengar pertanyaannya sendiri. Begitu pula Indira yang mendadak menoleh.

"I-iya. Kok nanyanya gitu?" Indira jadi salah tingkah.

"Yah, aku sebenernya ingin tahu," Nathan kembali menegakkan punggungnya. "Apa Tante Indah bakal keberatan kalau cuma punya satu besan untuk kedua anaknya?"

Raut wajah Indira lama kelamaan semakin memerah. Entah harus menjawab apa. Indira orang yang pintar, jadi dia pasti tahu apa yang dimaksud oleh Nathan. Anak Mama Indah hanya dua. Gio dan Indira. Jadi yang Nathan maksud pasti Indira.

Nathan keceplosan bicara. Waktunya tidak tepat. Pengantarnya tidak sesuai. Kondisinya juga terasa salah. Indira masih punya pacar. Mereka saat ini hanya berdua di malam hari dan suasananya seharusnya masih berfokus pada pernikahan yang tadi berlangsung.

Tapi... semuanya sudah terlanjur kan?

***

Seyakin Hati Memilih - END (GOOGLE PLAY)Where stories live. Discover now