20

1.8K 441 63
                                    

Indira terbiasa berangkat dan pulang kuliah sendirian. Sewaktu dulu Dipta masih ada pun mereka jarang sengaja berangkat atau pulang bersama kecuali memang memungkinkan. Dipta dan Indira sama-sama punya aktivitas tambahan di kampus yang membuat mereka sibuk. Selain itu Indira juga merasa dengan punya pacar tidak berarti punya supir pribadi juga.

Jadi ketika statusnya kembali lajang, Indira tidak punya masalah untuk pergi kuliah sendiri dan nanti pun pulang sendiri pula. Namun, setelah berangkat ke Jakarta bersama Is dan Sese, tiba-tiba keesokan paginya di depan rumah Indira sudah terparkir mobil Is. Indira yang saat itu akan memesan taksi online, mendadak menghentikan gerakannya.

Sepertinya Is sadar bahwa Indira kaget melihat keberadaannya. Dia keluar dari mobil lalu menunjukkan senyum malu-malu sambil agak merasa bersalah.

"Pagi, Indira." Is menyapa kemudian wajahnya jadi lebih tenang. Dia menghampiri Indira.

"Pagi, Is. Ada apa pagi-pagi ke sini? Apa ada barang kamu yang kebawa aku?"

Kepala Is menggeleng cepat. "Aku inget kamu bilang ada kuliah jam 10. Kita berangkat sama-sama yuk?"

Tatapan Indira beralih dari mobil Is ke orangnya sendiri. Rambut Is agak acak-acakan di bagian belakang dan kalau Indira tidak salah melihat, kursi supir pun agak mundur. Ini artinya Is sudah menunggu cukup lama.

"Bukannya kamu ada kuliahnya jam dua, Is?" Kembali Indira menatap Is.

"Memang. Cuma ada yang mau dikerjain dulu di Himpunan." Pundak Is terangkat, sekilas tatapannya menghindari Indira. Dengan begini, Indira tahu bahwa sebenarnya ada-yang-mau-dikerjain-dulu-di-Himpunan bisa jadi bukan alasan sebenarnya.

"Oh gitu. Tapi kalau kamu mau bareng, kamu bisa WA aku aja lho Is. Jadi nggak usah nunggu lama. Kamu nyampe jam berapa tadi?"

Kembali Is nyengir karena Indira bisa tahu dia sudah tiba lebih lama.

"Delapan," Is berbisik sangat pelan.

Indira menyunggingkan senyum tipis. "Ya udah yuk berangkat. Nanti kamu bisa lanjut tidur di Himpunan atau ngapain gitu."

Is ikut tertawa. Segera mereka menghampiri mobil Is dan masuk.

Belajar dari pengalaman pertamanya, Is akan bertanya pada Indira dulu sebelum dia tiba-tiba muncul di depan rumah Indira. Kadang Indira mengiyakan, kadang Indira memilih pergi ke kampus sendirian.

Bukan itu saja yang dilakukan Is. Sekarang Is jadi sering menghampiri kampus Indira, mengajaknya makan siang atau makan malam. Mengantar pulang jika ada kesempatan atau sekedar menunggui Indira hingga taksinya tiba.

Sempat Is mengajak Indira untuk pergi keluar di akhir pekan. Terpaksa Indira menolak karena dia punya agenda lain dengan teman-teman perempuannya. Is memang kecewa tapi dia tidak putus asa. Keesokan harinya dia kembali datang ke rumah Indira dengan makanan dan buah-buahan untuk orang tua Indira.

Berita tentang Is dan Indira yang mendadak dekat (atau Is yang mendekati Indira) menyebar begitu cepat seperti kebakaran hutan. Satu hari Indira masih merasa jadi mahasiswa dalam bayang-bayang, beberapa hari kemudian setiap orang seakan memperhatikannya setiap dia lewat.

Media sosialnya mendadak menerima banyak permintaan pengikut baru. Untunglah Indira membuat akunnya private sehingga tidak sembarang orang bisa melihat apa yang ditampilkannya di sana. Namun Direct Message-nya tidak kebal terhadap pertanyaan dari orang-orang yang penasaran.

Dengan membaca beberapa pesan teratas saja Indira sudah tahu karena apa dirinya mendadak terkenal.

Sebenarnya Indira tidak mau terlalu percaya diri bahwa Is ternyata punya perhatian lebih pada dirinya. Tapi sepertinya Indira perlu mengkonfirmasi ini pada Is. Kenapa? Karena Indira kurang suka dengan perhatian yang mendadak muncul karena orang lain yang berdampak pada dirinya. Indira terbiasa hidup biasa-biasa saja. Indira mungkin bisa dikenal tapi itu karena apa yang dia lakukan, prestasi apa yang dia capai. Dulu saja saat dirinya mendadak terkenal karena bersaudara dengan Nathan, Indira sedikit merasa risih. Tapi itu masih dalam batas wajar. Kalau sekarang?

Seyakin Hati Memilih - END (GOOGLE PLAY)Where stories live. Discover now