-AA 11

24 9 9
                                    

Jangan lupa vote,coment!!

Sesuai kesepakatan tadi pagi, Acha mengajak mereka makan di rumah Abri sedangkan yang punya rumah hanya bisa pasrah.

"Silahkan masuk duduk di sofa ya jangan di bawah." Acha mempersilahkan mereka duduk.

"Gue sekarang jadi tamu, bukan tuan rumah. Berhubung gue tamu tolong ambilin minum dong Cha." ucap Abri. Acha melempar bantal sofa yang menjadi sasaran nya adalah Abri, namun nampak nya si bantal juga minder menempel pada muka Abri. Alhasil bantal itu mengenai muka Afkar sekaligus wajah Afkar mencium tembok.

"Haha bukan gue Kar, Acha yang lempar." bela Abri lalu Acha menatap nya dengan tatapan tajam seketika ia diam melihat Acha kesal.

"Mama kemana ya Bri?" tanya Acha melihat rumah Abri nampak sepi.

"Enggak tau mending lo cari sana."

"MAAAAAA." teriak Acha.

"Lu nyari jangan teriak-teriak enggak sopan." tegur Abri, suami idaman haha.

"Iya-iya." Acha melihat Nashi dan Afkar ia menaik-naik kan alis nya mengisyaratkan Abri untuk ikut dengan nya dan membiarkan Nashi dan Afkar saling dekat namun IQ Abri seketika buyar atas ketidakpekaan Abri sendiri.

"Kenapa alis lu Cha?" tanya Abri, masih saja tidak peka membuat acha geram lalu menarik Abri.

"Gue mau cari mama dulu ya kalian ngobrol aja" Acha pergi satu tangan nya menarik tangan Abri membuat tangan kekar itu memberontak.

Di kantor tempat nya bekerja. Ruangan yang bernuansa putih. laki-laki berjas nampaknya sedang mempersiapkan dokumen-dokumen nya untuk ia bawa di ruangan meeting. sifatnya yang dermawan dan juga baik membuatnya di kagum-kagum kan oleh semua karyawan bahkan Adli reynand yang tak lain dari ayah Abri sudah berumur tidak memudarkan ketampanan nya.

"Pak silahkan ke ruang meeting sudah ditunggu oleh perusahaan runako," ucap Nita asisten Adli.

"5 menit lagi saya akan kesana"

"Oke pak" Nita keluar dari ruangan Adli.

"Semoga proyek yang bekerja sama dengan perusahaan runako berhasil amin" Adli menyusul keluar ruangan untuk memasuki ruangan meeting.

Nampaknya partner bisnis nya itu belum datang . Adli menunggu sampai nampak wajah seseorang berumur 37 tahun memasuki ruangan tersebut. Namun Adli belum sadar atas kedatangan partner bisnis nya itu di ruangan meeting.

"Pak Adli. pak Pratama pemilik perusahaan runako sudah datang," ucap Nita, Adli melihat ke arah laki-laki tersebut, begitu terkejutnya adli melihat Pratama yang diyakini sudah lama tidak bertemu sekaligus membawa luka atas hilang anaknya.

Adli berdiri dari kursinya nafasnya memburu yang emosinya tak teratur menandakan ia menahan amarah nya selama bertahun-tahun tidak bertemu Pratama.

Buggh

Adli memukul wajah Pratama sudah lama ia ingin meluapkan emosi atas hilang anak perempuan nya, lain dengan Pratama yang tidak melawan adli sama sekali. Pratama menyadari bahkan menyesali atas kesalahan yang ia buat dahulu pada keluarga Adli.

"Anak saya dimana!" bentak Adli memicu keributan di ruangan tersebut yang seharus nya meeting berjalan.

Bughh

"Untuk penjahat menjijikan seperti anda."

Bughh

"Sudah berani-berani membawa anak saya."

Bughh

"Untuk luka yang anda berikan pada keluarga saya," ucap Adli nafasnya memburu tak terkontrol membuat Pratama babak belur.

Achazia Where stories live. Discover now