-AA 14

17 8 3
                                    

Seeorang laki-laki mengamati manik mata gadis yang sedang melamun, ia melangkah mendekati gadis tersebut. Tanganya menepuk pundak sang  gadis namun gadis tersebut masih tetap melamun.

"Hey," Arkan melambaikan tangan di depan wajah Acha.

"Eh." beo Acha mulai sadar akan kehadiran Arkan. Arkan duduk di sebelah Acha.

"Ngapain ada disini?" tanya Arkan. pasal nya Acha ada di depan kelas  Arkan yang tak jauh dari tempat loker dimana tadi Acha melihat seseorang yang Acha curigai dalang dari semua ini. Karena orang tersebut menghilang Acha duduk di depan kelas Arkan dan memikirkan siapa orang tesebut sampai-sampai ia melamun.

"Eh kak Arkan kok ada disini?" tanya Acha seraya menepuk jidatnya ia baru sadar ini kan di depan kelas Arkan. Kenapa kebodohan nya muncul pada saat di depan orang yang di kagumi nya.

"Lo ada masalah sampai melamun gitu?" Arkan membenarkan rambut Acha yang menutupi mata membuat Acha terlihat gugup dan meneguk salivahnya. Panas dingin sekujur tubuh yang Acha rasakan saat berhadapan dengan Arkan.

"Eng-gak usah kak, gue mau ganti baju dulu," Ucap Acha gugup. Mata Arkan masih memandangi Acha, Senyum itu terlihat jelas di mata Acha namun Acha memutuskan kontak mata dan menatap arah lain. Kenapa sifatnya bisa berubah 180° dari yang kemarin gue temui. Aneh, apa ada batu di balik udang? Eh maksudnya udang di balik batu? kemarin aja nolak, apa pesona gue udah memikat hati akang Arkan? Cielah akang ceunah.

"Kak Arkan jangan senyum." semburat merah di pipi Acha terlihat jelas membuat nya memalingkan wajahnya ke arah lain. Arkan hanya menaikan alisnya melihat Acha berbicara namun pandangannya ke arah lain.

"Kalo bicara jangan di biasain menatap kearah lain." Arkan memegang dagu Acha mengarahkan wajah nya menatap dirinya. Wajah nya begitu dekatnya.

"Kenapa gue baru nyadar kalo yang cantik akan kalah dengan yang nyaman?" Arkan berlalu pergi memasuki kelasnya. Tunggu dia bilang gue cantik? entah dorongan dari mana ia berjoget-joget aja sendiri seraya memegang dadanya.

"Arkan jantung gue kesetrum woi"

......

Ditaman sekolah seorang cowok duduk  sendiri, Pandangannya lurus menatap bunga mawar lalu di petiknya. Ia tersenyum tipis bahkan sangat tipis sampai jika orang melihatnya tidak ada orang yang tau jika ia tersenyum.

"Bagaimana lo lupa Cha sama gue." lirihnya menahan sesak didadanya. Bahkan disaat ia dekat dengan gadis itu,gadisnya tidak mengenalinya atau mungkin ia tidak mengingatnya sama sekali. Cowok itu tertawa, menertawakan dirinya yang menjadi pengecut demi kebahagiaan gadisnya.Benar sekali jika kalian menebak cowok itu adalah orang yang memberikan kalung di loker Acha dan memilih pergi untuk tidak di ketahui oleh Acha.

"Gue akan bantu lo untuk menemukan titik terang dari semua ini." Dengan cekatan ia mencari nomor dan mengirimkan pesan lalu menyimpan hp nya krmbali di sakunya.

Karena jam pelajaran di kelas Acha jam kosong Acha sendiri bosan berada dalam kwlas namun tak melakukan hal apapun.

0817xxxxxxxx
Mawar itu cantik namun berduri, kamu itu baik namun menyakiti.

Acha mengeryitkan dahinya sudah lelah ia menerima chat dari seseorang yang tidak di ketahuinya.

"Argg siapa sih dia. Terus maksud dari chat tentang bunga mawar itu apa" geram Acha terus menerus dapat pesan dari orang yang misterius.

"Cha lo kenapa?" ucap Jino yang kini sedang duduk di depannya bingung Acha marah-marah sendiri tanpa tau  masalah nya.

"Parasit diem!" ketus Acha.

Sabar atuh sabar sifat Acha memang begitu, maklumi aja jino mengusap dadanya.

"Buset galak amat siapa tau gue bisa bantu walaupun kadang nggak ada jawabannya haha." Jino berterus terang dengan jawaban nya memang terkadang otak Jino dan Acha sering lemot seperti kakak beradik haha.

Acha memikirkan perkataan Jino. Apa gue nanya aja ya sama Jino soal chat dari orang itu tentang bunga mawar batin Acha.

"Jadi gue mau curhat." belum selesai Acha menyelesaikan ucapan nya namun sudah di buat geram oleh Jino namun iya tahan emosinya.

"Curhat ma." Jino nampak serius .

"Gue kan dapet chat dari orang misterius . isi chat ya gini mawar itu indah namun berduri, kamu itu baik namun menyakiti. Apa lo tau maksud orang tersebut" tanya Acha dengan nada serius begitupun dengan jino mendengarkan setiap kalimat yang Acha ucapkan.

"Gila, lo itu di teror."

"Plis jangan kasih tau siapa-siapa yah. Abri juha belum tau, biar gue yang ngomong langsung sama dia," ucap Acha menyatukan kedua tangan nya di depan wajahnya dengan wajah yang sayu. Kebetulan kelas nya nampak sepi hanya beberapa siswa yang ada di dalam kelas. Nashi kemana? dia sedang di perpustakan memilih novel untuk ia baca.

"Sejak kapan lo dapet chat dari orang itu?"

"Baru-baru kali ini, apa lo tau maksud dari yang gue katakan tentang chat itu barusan." Acha menunggu jawaban dari jino yang nampak berfikir keras. Apa otak nya kini sedang bekerja? Ah sudahlah Acha hanya membutuhkan jawaban dari orang misterius itu.

"Menurut gue yang di maksud chat dari orang tersebut adalah kepingan masalalu yang belum tuntas. Karena bunga mawar itu bagian dari kejadian pada masa itu, ketika ada seorang perempuan baik yang menyukai bunga mawar namun perempuan itu menyakiti seseorang sama hal nya seperti mawar. Mawar itu indah namun berduri, duri itu kan sama saja dengan menyakiti orang sama hal nya dengan perempuan baik namun menyakiti." jelas Jino membuat Acha melongo atas apa yang di jelaskan oleh Jino.

"Ngerti Acha," ucap Jino menstabilkan raut muka Acha yang menunjukan bahwa ia terlalu bego untuk mengerti ucapan Jino.

"Eh iya dong Acha ngerti," ujar Acha berkata jujur biarpun otak nya tak menangkap jelas atas pengertian dari Jino namun ia mamaksakan untuk lebih memahaminya. Gengsi dong masa terlihat bodoh di depan orang bodoh haha

"Good"Jino mengajungkan jempol di depan muka acha, segera tangan itu di tepis oleh Acha.

"Iya tau biarpun." ucapan Acha terpotong.

"Good day haha." Jino berlalu pergi. Pastinya cowok itu untuk membeli good day bicara panjang lebar membuat tenggorokannya ngodein dia buat di kasih minum. Doi kali yang harus di kodein biar peka haha.

"KAMPRET LOH JINOT KUTU  KEBO, KANEBO, KEBO DARAT!" Acha berteriak di dalam kelas membuat seisi kelas menatapnya. Namun di balas dengan cengiran Acha.

"Cha gue bawa batagor tadi mampir dulu ke kantin." Nashi memberikan batagor pada Acha.

"Sambalnya 7 sendok kan, Terus gratis enggak nih?" tanya Acha menaikan kedua alisnya.

"Iya batagor yang biasa lo makan, batagornya gratislah kan yang bayarin Abri haha." Nashi sedikit terkekeh.

"Abri lo enggak ajakin gue kekantin." melihat Abri yang baru memasuk kelas, Acha mengomel serasya memakan batagor 3 rasa kata dilan haha.

"Gimana gue mau ngajakin lo, tadi kan lo sama si Jino lagi berduaan. Gue enggak mau rusak urusan rumah tangga lo sama dia," ucapan Abri membuat Acha tersedak saat ia sedang minum karena pedas. Tak sengaja akibat Acha tersedak Abri tersembur oleh air yang di mulut Acha.

Acha menahan tawanya lalu menyengir pada Abri "Maaf," ucapnya membersihkan air cipratan yang terkena Abri.


Follow ig:Nurlaela721

Achazia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang