-AA 12

18 7 8
                                    

Menyesali hari kemarin akan terasa percuma tidak akan mengembalikan apa yang telah di renggut oleh kita.

****

-Achazia


Dengan langkah tergesa-gesah wanita paru baya memasuki kantor suami nya. Akifah melihat raut wajah suami nya yang menahan amarah ia sendiri tidak tau apa yang  sedang terjadi saat ini.

"Pah, kenapa suruh mama ke kantor" tanya Akifah. Bukan nya menjawab pertanyaan Akifah melainkan Adli menarik tubuh istrinya mendekap tubuh istrinya. Terdengar isakan tangis adli walau hanya terdengar kecil namun bisa terdengar oleh Akifah. Akifah mengusap punggung suami nya berusaha menenangkan nya.

Selang beberapa menit tangis adli mereda,  adli merenggangkan tangannya dan melepas pelukan nya.

"Papah udah tenang?" tanya Akifah dengan nada hati-hati.

Diangguki oleh Adli

"Coba papah cerita ke mama pelan-pelan apa yang terjadi."

Adli menarik nafas."Aryo kembali"

Akifah terkejut atas apa yang di lontarkan suaminya. Matanya berkaca-kaca menahan agar tidak menangis di depan suaminya. Apa ia akan bertemu dengan anaknya, apakah ia bisa memeluk putri kecil nya seperti dulu. Akifah mendengar itu membuatnya senang sekaligus sakit di dadanya. Ia terus mengingat kejadian pada hari dimana ia tidak bisa menjaga putrinya seperti apa yang di inginkan yang menitipkan putrinya. 

"Dimana Aryo sekarang Pah, aku ingin bertemu Nindi. Bahkan wajahnya saja aku tidak mengingat . Setelah aku bertemu nindi apa dia akan membenci ku hiks." Akifah tidak bisa menahan tangisnya sesak di dadanya ketika ia menyebutkan nama nindi.

"Kamu enggak boleh nangis itu bukan kesalahan kamu ini takdir" Adli menghapus ari mata Akifah.

Adli memegang tangan Akifah dan tersenyum berusaha untuk tetap tegar di depan istrinya. Kalau saja hari itu mereka selamat di pastikan sampai hari ini pun mereka bahagia bersama.
Mereka berjalan beriringan untuk menemui pratama dan menanyakan soal  Nindi.

Mereka memasuki ruangan bernuansa putih memperlihatkan pramata dengan wajah nya yang masih babak  belur. Tangan Akifah memegang tangan Adli berusaha untuk tidak emosi kembali.

Aryo menunduk menyesali semua apa yang terjadi pada masa lalu ketika dendamnya merusak kebahagiaan mereka hanya alasan sepele namun berkepanjangan.

"Maaf." lirih nya.

Akifah meneteskan air mata

"Dimana Nindi?" tanya Akifah dengan suara seraknya.

"Nin-" Aryo menjeda tenggorokannya terasa kering menyebutkan nama gadis kecil yang tak bersalah itu.

"Jawab pertanyaan istriku Aryo." Adli geram namun Akifah mengelus dada bidang suaminya untuk tatap tenang.

"Maafkan saya  Adli, saya menyesali apa yang saya lakukan dulu saya sungguh sangat menyesalinya kalau saja saya tidak mempunyai dendam karena alasan sepele mungkin kalian masih bersama Nindi." Aryo menyesali semua nya namun percuma apa yang terjadi pada hari kemarin tidak akan mengembalikan apa yang telah di renggut oleh kita.

"Maksud kamu apa Aryo!" nafas Adli memburu dadanya naik turun menahan amarah.

"Nindi kecelakaan dan tidak bisa di selamatkan."

"Enggak-enggak mungkin pasti kamu bohongkan." Akifah semakin terisak dalam dekapan Adli, penglihatannya mulai buram, tubuh nya lemas seperti raga tanpa nyawa. Akifah memejamkan matanya ia pingsan dalam isak tangis yang belum mereda.

"NINDI PASTI MASIH HIDUP." Adli membuka matanya nafasnya memburu, keringat di dahinya bercucuran menandakan dirinya sangat takut akan kabar itu. Ia mengambil segelas air yang sudah tersedia di meja nya lalu meminum nya.

"Hanya mimpi." gumam Adli.

Ceklek

Menampakan seorang wanita paru baya, yah wanita itu Akifah dengan raut wajah khawatir Akifah mendekati suami nya.

"Assalamualaikum pah kamu baik-baik aja?" tanya Akifah seraya mencium tangan suami nya.

"Waalaikumsalam" Adli berusaha untuk tersenyum terpaksa untuk menutupi rasa ketakutannya.

"Pah, papah nyuruh mama ke kantor apa ada masalah?" tanya Akifah dengan suara lembutnya.

Adli terdiam. Apakah papah harus menceritakan pada mama bahwa pratama telah kembali dan apa mungkin papah  bisa menerima kabar yang pertama katakan di mimpi itu batin Adli.

Adli menggelang,

"Syukur kalo gitu." Akifah bernafas lega.

Adli memegang pinggang akifah dan menarik tubuh istrinya dalam pelukan nya cukup lama.

"Mah inget ya kata papa, menyesali hari kemarin akan terasa percuma tidak akan mengembalikan apa yang telah di renggut oleh kita." bisik Adli. Dalam dekapan istri nya Adli terisak.  Ia ingin sekali berbagi pada istrinya namun Adli belum siap akan hal yang terjadi pada Nindi. Suara isakan Adli masih bisa terdengar oleh istrinya, Akifah memikirkan ucapan yang terlontarkan oleh Adli,  apa yang kamu sembunyiin pah batin Akifah.

Jika saja ia bisa menunjukan bahwa masalalu bisa di ubah dengan sekejap mata pasti dirinya sudah mengubahnya. Namun penyesalan juga tak akan mengubah sebuah takdir.

"Semua nya akan baik-baik saja dan menemukan jalan yang sudah di gariskan untuk kita" Akifah memeluk erat suami nya, meski ia tidak tau apa yang terjadi pada suami nya. Namun, Akifah tau ada beban masalah besar yang suami nya pikul.

....

Ting

Sebuah notifikasi membuat gadis itu mengerutkan keningnya. Membukanya notif dari orang tersebut dan melihat profil nya namun tak ada foto di nomer tersebut. Kebiasan cewek kalo ada notif yang di buka itu profil nya dulu.  Ngaku woy haha.

0817xxxxxxxx
Hay dira

Siapa?

0817xxxxxxxx
Orang yang mengetahui mu dari dekat

Enggak jelas

0817xxxxxxxx
Cantik
Read

Acha membuang ponselnya dengan asal pada kasurking size nya dan memikirkan siapa yang dimaksud orang ini.

"Apa Abri? ahh enggak mungkin Abri enggak mungkin bilang gue cantik, secara dia kan gengsi nya setinggi gunung."

"Apa Arkan? Pasti juga enggak mungkin Arkan kan irit bicara kaya pak bolot.

"Apa Jino? Kenapa mulut gue bisa ngomong si jinot dekil itu sih"

"Atau mungkin Afkar? Hah astagfirullah pasti nya bukan, Afkar kan udah jadi bengek nya Nashi" Acha mengelus dadanya memikirkan siapa yang dimaksud orang itu.

"Orang itu memanggil gue dengan dira. Enggak-enggak mungkin, gue pasti enggak di ikutin siapa-siapa kan dan " tanya Acha pada dirinya sendiri.

Jangan sampe gara-gara ini kepala gue jadi botak ya ampun. Berabe kalau gue botak udah kaya tuyul tapi gendernya perempuan pasti kalian bayangin kan? ngeri.

Ada yang tau siapa yang di maksud acha? komen yuk.

Vote , coment, jangan lupa share.

Follow terlebih dahuluuuu.

Follow ig: Nurlaela721

Love you all💜💜💜

Achazia Where stories live. Discover now