-AA 17

17 6 3
                                    

Pertandingan basket antar sekolah yang di lakukan di sekolah  SMA CAKRAWALA di hadiri siswa-siswi dari berbagai sekolah. Perwakilan sekolah SMA ANDROMEDA adalah tim basket yang di ketuai Arkan runako abkari pratama dan teman-temannya. Seluruh siswa-siswi sudah mulai menempati tempat duduknya untuk menonton dan menyemangati sekolah nya masing-masing.

Sudah berdiri di tengah lapangan cowok berperawakan tinggi yang tak lain adalah Arkan sedang merenggangkan otot-otot nya untuk memulai jalannya pertandingan basket.

SMA CAKRAWALA adalah sekolah segudang prestasi, jadi wajar saja banyak siswa yang memilih bersekolah disana karena prestasinya yang tak di ragukan lagi. Mereka memilih duduk di tengah seraya melihat tim basketnya sedang bersiap-siap.

Tak jauh dari pandangan mereka melihat tim lawan juga sudah berada di lapangan basket. Yang menjadi objek dari mata Acha adalah seorang cowok yang duduk di kursi sangat jauh namun seperti familiar, Acha berusaha berfikir.

Setelah mengingatnya Acha memerhatikan cowok itu namun sial nya wajahnya itu memakai masker. Cowok misterius yang akhir-akhir ini mengirimkan notif pada dirinya dan juga mengikutinya. Gelang yang di pakai nya mengingatkan pada seseorang yang ia dulu pernal kenal.

Gerak geriknya masih terpantau oleh mata Acha. Tidak ada yang kencurigakan fikirnya, Lalu apa tujuan orang itu meneror gue.

Abri menepuk bahu Acha, menyadar Acha dalam lamunan nya.
"Jangan liatin terus menerus nanti dia bakal kabur lagi. Cukup kita pantau dari jauh maksud dan tujuan dari akar semua masalah ini," ucap Abri diangguki oleh Acha tanda ia faham atas ucapan Abri.

0817xxxxxxxx
Jangan fokus pada apa yang ada di depan mata lo,  fokus lah untuk memecahkan semua ini

Hanya butuh beberapa detik notif dari ponselnya tersebut Acha baca, Abri yang melihat ada notif pun ia mengambil ponsel Acha dan membacanya.

"Ingat tujuan kita kesini menemukan kamera di gudang sekolah ini."

"Hm." balas Acha singkat.

Pertandingan basket pun sudah berlangsung beberapa menit lalu. Acha melirik jam tangan yang ia kenakan di tangannya. Menunjul pukul 08.15, mereka menonton basket hanya untuk alasan saja. Tujuannya adalah mengikuti apa yang di suruh orang misterius tersebut.

Mereka sudah berdiri melangkah melewati beberapa orang yang sedang duduk. Melewatu koridor yang nampak sepi karena semua siswa pastinya menonton jalannya pertadingan basket.

Abri memegang tangan Acha untuk berjaga-jaga takut nya orang misterius tersebut mengikutinya dan membahayakan Acha. Ketika ia menemupakan ruangan yang di atasnya ada tulisan gudang, mereka segera masuk.

Mengobrak-abrik seluruh barang yang ada di dalam gudang. Mencari benda berwarna hitam. Ada satu kotak yang belum ia periksa.

"Sedikit aneh, kotak ini bersih namun berbeda dengan benda-benda lainnya yang sudah berdebu," ucap Abri memeriksa kembali kotak tersebut . Kotak yang belum bisa terbuka di temukannya tempat sandi pada kotak tersebut.

"Cha, lo tau kata sandinya apa?" Acha mengambil kotak itu melihat nya dengan seksama. Acha memencet beberapa sandi namun tidak kunjung kotak itu terbuka. Abri juga ikut serta dalam kebingunan mencari sandi yang tepat.

"Masalah ini untuk menuntaskan masalalu berarti kata sandi nya ada hubungannya dengan masalalu Ibu lo Cha," ujar Abri.

"Tunggu ini ada tulisan di kotaknya. Tulisan nya 3 toko utama pada huruf pertama namun sama." Acha tak mengerti apa yang di maksud pada tulisan tersebut. Mereka lagi lagi berfikir atas teka-teki itu.

" 3 tokoh utama pada hurus pertama namun sama berarti ini adalah petunjuk untuk menemukan sandinya. Huruf pertama adalah A berarti A nya ada 3 dan orang yang menjadi tokoh utama nya itu ada 3 orang. Coba Cha lo masukin sandinya." Abri memperjelas maksud dari teka-teki itu. Acha yang masih bingung hanya menurut apa yang Abri ucapkan. Ternyata sandinya berhasil.

Mereka membuka pelan-pelan kotak itu terdengar bunyi karena kotaknya sedikit karatan mungkin itu karena sudah lama. Dengan wajah sumringah Acha mengeluarkan benda berwarna hitam yang tak lain adalah kamera.

"Cha lo heran enggak sih, kamera nya masih bagus dan keliatan banget terurus. Apa orang misterius itu menjaga kameranya. Tapi,  sengaja ia letak kan di gudang sekolah ini. Apa dulunya ibu lo sekolah disini?" tanya Abri dilanda kebingungan. Acha menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia saja tidak tau perihal ibu nya apalagi Abri.

Acha tak menjawab pertanyaan Abri. Ia melihat foto-foto yang ada di dalam kamera tersebut. Di foto pertama nampak wajah ibu nya dengan senyum nya yang mengembang. Ternyata ibunya waktu muda lebih cantik dari dirinya. Foto kedua, lagi-lagi nampak foto ibunya namun yang menjadi keterjutan Acha adalah karena ada bunga mawar yang di pegang oleh Ana. Anasya adira adalah ibu kandung Acha. Kemudian fikiran nya kembali pada notif dari orang misterius Mawar itu cantik namun berduri, kamu itu baik namun menyakiti. Apa orang itu mengenal ibu ku.

Jari lentiknya tak henti-hentinya memencet-mencet kameranya dan pada foto ketiga, mereka foto berenam  di taman pada waktu mereka masih SMA. Acha menjatuhkan kameranya. Jantung nya bertedak begitu kencang melihat foto itu. Acha Menutup mulutnya tak percaya. Abri melihat Acha menangis sendu tak mengerti apa yang dilihat Acha.

"Lo kenapa Cha?" tanya Abri berusaha mengahapus air mata Acha yang mengalir di pipi cantiknya tanpa izin pemiliknya. Tubuh Acha gemetar namun Abri menuntunnya untuk berdiri.

Di peluknya tubuh gadis itu. Berusaha menyalurkan kehangatannya. Suara isakan masih sempat terdengar oleh telinga Abri.

"Udah tenang Cha." di usapnya rambut Acha oleh tangan kekar Abri

"Hiks Bri kenapa gue baru tau hiks."

"Ada foto siapa di kamera itu Cha?" tanya Abri pelan-pelan. Acha memberikan kamera tersebut pada Abri. Dilihatnya foto itu, Abri juga nampak terkejut melihat papah dan mama nya ada di foto itu.

Abri memeluk Acha erat tidak tau harus meresponnya bagaimana. Ia tau Acha tak tau masalah dari ini semua. Sehingga yang menjadi korbannya adalah Acha. Gadis yang masih remaja.

Apa mungkin Acha adalah anak dari mamah? Batin Abri.

Achazia Where stories live. Discover now