7

82 17 42
                                    

Okay, just 3 random question before you start reading.

1. Biasanya kalian kalo kesel ngapain?

2. Tim yang kalo marah, teriak-teriak apa diem aja?

3. Lagu favorit kalian?

Only that, bisa di skip kalo kalian males atau nggak mau jawab.

Yeah, here we go.

****

Setelah menunggu bagai berabad-abad lamanya, bel istirahat akhirnya menggema. Semua murid di kelas XI IPA 4 tampak menghela napas lega, karena akhirnya bisa terbebas dari pelajaran yang membuat otak merana.

Setelah Pak Hendri—guru matematika—keluar, suasana kelas gaduh seketika. Semuanya membicarakan tentang rencana yang akan mereka lakukan saat istirahat.

Termasuk Rula dan Findi yang kompak berbalik ke meja Aneska dan Divka.

"Yuk, Nes, buru ke kantin. Daripada nanti-nanti ntar malah ngantri," ajak Rula dengan semangat.

"Sori ya, kali ini gue nggak bisa ikutan ke kantin. Ada urusan," balas Aneska tak mengiyakan seperti biasanya. Sebab istirahat kali ini ia punya misi yang sangat penting.

Rula dan Findi langsung memberikan sorot mata heran. "Busettt, mau ke mana lo?"

"Ada deh, mau jalanin misi penting."

"Tuh tuh mentang-mentang udah cantik sekarang jadi sok sibuk." Findi mencibir,  bermaksud bercanda.

Aneska tertawa dibuatnya. "Ah bisa aja lo. Beneran ini gue ada urusan penting, bukannya mau sok sibuk. Dah ah, gue duluan, ya." Takut ditanyai macam-macam, gadis itu segera bergegas pergi.

"Aneska nggak asik sumpah." Rula menggerutu dengan wajah yang ditekuk. "Oh iya, lo mau ikut kita ke kantin?" tanyanya kemudian pada Divka yang sedari tampak nyaman mendengarkan perbincangan mereka.

Divka menggeleng dan melempar senyum tipis. "Sori, gue juga nggak bisa ikut kalian karena ada urusan penting. Duluan ya," tolaknya halus lalu segera bergegas pergi seperti Aneska.

Tinggalah Rula dan Findi yang saling menatap heran. "Apa cuma kita yang nggak punya urusan penting?"

****

Karena mulai menjalankan misi untuk dekat dengan Arza, kini Aneska sudah berdiri di depan kelas XI IPA 1 yang sudah cukup sepi karena semua penghuninya keluar kelas. Orang-orang—terutama kaum adam—yang kebetulan melintas menatapnya secara terang-terangan.

Dan Aneska tidak bodoh untuk mengetahui bahwa itu adalah tatapan kagum. Tentu saja hal itu membuatnya senang bukan main. Selama ini, dia sama sekali belum pernah mendapatkan tatapan semacam itu dari orang-orang.

Namun kemudian ia berhenti bernarsis ria, karena perasaan gugup menyelimutinya. Rencananya dia akan masuk ke kelas ini dan memberikan Arza bekal yang nantinya ia masukkan ke dalam laci meja cowok itu.

Katakanlah caranya ini sangat klasik. Tapi biarlah, Aneska tak peduli. Intinya, dia akan berencana menjadi secret admirer selama beberapa minggu hingga membuat Arza terkesan, lalu kalau sudah saatnya dia akan mulai ke misi selanjutnya.

Unexpected Ending Where stories live. Discover now