16

49 9 16
                                    

Okay, just 3 random question before you start reading.

1. Menurut kalian, jadi bucin itu wajar atau nggak?

2. Kalo dikasih kesempatan buat punya kekuatan super, kalian pengennya bisa ngapain?

3. Tipe orang kalo tidur lampunya dimatiin apa nggak?

Only that, bisa di skip kalo kalian males atau nggak mau jawab.

Yeah, here we go.

****

Bel istirahat telah berbunyi, membuat semua murid SMA Pancadharma berbondong-bondong keluar kelas untuk melepas penat setelah berjam-jam dipusingkan dengan pelajaran.

Ada yang langsung ke kantin, ke perpus, ke taman, ke kelas lain untuk bertemu gebetan atau mengapeli pacar yang beda kelas, dan masih banyak lagi.

Untuk Aneska sendiri, ia tak melakukan satu pun opsi di atas. Karena istirahat kali ini ia gunakan untuk menjalankan misi, seperti biasa.

Mungkin pembaca sekalian merasa sangat bosan dengan kegiatan gadis satu ini, tapi mau bagaimana lagi? Aneska sudah kepentok cintanya Arza. Dan orang yang sudah terlalu jatuh cinta, maka akan melakukan apa saja agar cintanya terbalas.

Kalian sering lihat pembunuhan akibat cinta yang kandas di berita, kan? Nah, itulah akibat dari jatuh cinta. Mereka hanya akan mengikuti hati tanpa mau mendengarkan otak.

Jadi ya begitu, jatuhnya seperti orang gila.

Untuk misi kali ini, mungkin terdengar sedikit nekat. Ralat, bukan sedikit. Tapi sangat nekat. Karena merasa sudah melakukan berbagai usaha, menurutnya ini saatnya untuk menyatakan perasaan yang sesungguhnya.

Jujur, Aneska lelah dengan ketidakjelasan hubungan mereka. Dekat, tapi jauh. Dekat secara personal, tapi jauh secara hati. Maka dari itu, agar Arza peka terhadap perasaannya, maka satu-satunya cara yang harus dilakukan adalah memberi tahu yang sebenarnya.

Ditolak? Oh, jelas itu tidak mungkin! Setiap mereka bersama, Arza selalu menunjukkan sikap kalau cowok itu tertarik dengannya. Tapi entah apa yang membuat Arza tak kunjung menembaknya.

Jadi, jika Arza mungkin ragu atau malu, biarkan ia yang bertindak lebih dulu! Toh, zaman dahulu kala Khadijah yang pertama melamar Nabi Muhammad. Jadi, sebagai anak yang baik ia mengikuti jejak wanita hebat tersebut.

Langkah kakinya membawa tubuhnya menuju loker yang ada di lapangan indoor tempat tim futsal berlatih. Biasanya, para anggota futsal menaruh baju futsal beserta barang-barang penting lainnya disitu.

Tangannya menggenggam sebuah amlop berukuran sedang berwarna baby pink. Tanpa perlu dijelaskan, mungkin kalian sudah tahu apa isinya.

Yaps! Surat cinta.

Meski berani untuk bertindak lebih dulu, nyatanya nyali Aneska tak sebesar itu untuk bicara langsung dengan Arza. Maka, untuk meminimalisir rasa malu, dia memilih opsi untuk memberikan surat.

Katakanlah ini terlalu lebay, klise, atau kuno. Tapi tak ada cara lain yang lebih efektif selain ini, kan?

Maka, setelah begadang semalaman untuk mencari kata-kata yang pas, disinilah Aneska sekarang. Berdiri di depan loker yang sepi. Untunglah, pintu lapangan indoor tersebut tidak terkunci seperti biasa jadi ia bisa dengan mudah untuk masuk.

Dengan tubuh yang super gemetar, mata Aneska dengan jeli dan teliti melihat di mana letak loker Arza. Setiap loker memang ada namanya, tapi tetap saja ia harus teliti, kan?

Unexpected Ending Onde histórias criam vida. Descubra agora