20

799 103 5
                                    

"PAPA!"

Wildan telah kehabisan kesabarannya, ia pun berani membentak murka sang mertua.

Sementara itu Bintang semakin bingung dengan situasi ini, ia tak paham mengapa eyang mengatakan bahwa mamanya bukanlah ibu kandungnya. Lalu dimama ibu kandungnya berada?

Semakin besar tanda tanya di kepala Bintang saat melihat papa dan eyangnya saling melempar tatapan tajam.

"Ini ada apa sebenarnya?" ucapnya pelan namun penuh penekanan. Perlahan ia tahu ada yang tidak beres di sini.

"Papa kamu ini menyimpan rahasia besar dari publik dan terutama dari kamu Bintang. 17 tahun yang lalu ia memiliki skandal luar biasa yang berujung meninggalnya ibu kandung kamu. Putri tertua Eyang..."

"Bohong, apa yang dikatakan eyang kamu itu bohong, Bintang." Papa berusaha menyanggah, namun Bintang sangat menyadari kegusaran tak mampu pria itu tutupi.

Semacam kegelisahan saat rahasianya tak ingin diketahui. Sedangkan eyang tetap tenang dan sedikitpun tak gentar meski ia bukan pria muda lagi. Di mata coklatnya tersirat sebuah kejujuran dan kepedihan lama yang muncul kembali.

"... pria yang kamu panggil papa ini ketahuan berselingkuh tepat di usia kamu yang enam bulan. Ternyata dia main gila dengan perempuan lain sebelum menikah dengan mama kamu. Saat itu kalian sedang di Bali, tempat eyang. Mama kamu shock sekali, ia nekat mengejar pria gila ini yang ternyata juga sedang liburan bersama wanita gelapnya di Bali, namun naas sebuah mobil sedan melaju kencang saat mama kamu menyebarang jalan raya. Eyang yang berusaha mengejar mama kamu melihat dengan jelas bagaimana tragisnya nyawa putri eyang melayang."

Bintang terdiam kaku, ia menelan pahit ludahnya serta menatap kosong wajah eyang. Ia masih berusaha mencerna semua kata-kata eyang dan berhasil membuatnya diam seribu bahasa.

Seperti tersambar petir di siang bolong, jelas ia sangat terkejut mendengar semua kenyataan ini.

"Apa benar itu, pa?"

Wildan terdiam, entah kenapa ia tak sanggup menyanggah pertanyaan anaknya itu. Semacam ada perasaan bersalah yang begitu besar dan semakin menumpuk saat sang anak mengetahui kebenarannya.

Bertahun-tahun ia menutup rapat fakta ini, namun kini ia menyadari bahwa sepintar apapun seseorang menyembunyikan bangkai baunya pasti ketahuan juga.

Ia tak sanggup menatap mata sang anak, terlalu banyak kesalahan yang telah ia perbuat.

"Untuk menutupi kesalahannya, ia menikahi putri eyang yang lain, kembaran mama kamu, Asyifa. Awalnya eyang sangat menolak namun melihat kamu yang masih begitu kecil, akhirnya eyang setuju. Hingga akhirnya sejak saat itu, kamu menjadi anak Asyifa seperti yang kamu ketahui selama ini."

"Itu benar, nak..." Mama ikut bergabung, setelah cukup lama hanya menguping di balik pintu. Ia duduk di salah satu sofa kemudian melanjutkan, "...bahkan hingga saat ini, Wildan masih berhubungan dengan wanita itu secara diam-diam."

"CUKUP!" Papa hilang kesabaran, ia menatap wajah mama dengan begitu kesal. Wajahnya memerah menahan kemarahan.

Namun Bintang tak tinggal diam, meski masih dalam keadaan terguncang dan kacau, ia memberanikan diri membalas perkataan sang ayah.

"Papa yang cukup! Aku benar-benar nggak nyangka dengan semua yang aku dengar. Bertahun-tahun, pa! Bertahun-tahun papa menyembunyikan semua kebenaran ini? Sebenarnya aku ini anak papa atau bukan?" ujar Bintang setengah kesal, selebihnya ia merasa hancur. Raut wajahnya begitu sendu dengan tatapan mata yang begitu kecewa. Sebuah fakta pilu ia dengar hari ini dan parahnya ia dipaksa untuk menerima kenyataan pahit ini. Jelas ia sangat terluka, sosok yang begitu dipercayainya ternyata tak lebih dari seorang pembohong ulung.

BilanWhere stories live. Discover now