Part 9

3.4K 590 147
                                    



Halo whisper yang rindu papa Quand mana suaranya🤣🤣🤣

Banyak yang request WISH di up, dan aku kabulin malam ini😁 maaf kalau kalian menunggu lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Banyak yang request WISH di up, dan aku kabulin malam ini😁 maaf kalau kalian menunggu lama. Aku masih fokus sama MB akhir-akhir ini. Oiya ada yang baca Moodbooster juga??

Aku gak nyangka WISH cepat banget nyangkut di hati kalian, Terimakasih banyak🤗🤗🤗💜

Jaga kesehatan yah jangan lupa bersyukur atas apapun.

Ayo.. whisper kasih papa Quand dukungan yang banyak🤣🤣

Aku sayang kalian🤗🤗🤗


_



_



_






"Tidak ingin mendengar ceritaku?"

Yuri menarik ujung piyama tidur yang Je gunakan. Je berbalik, menurunkan pandangannya pada jemari Yuri yang mengapit piyamanya— menahan Je agar tidak pergi. Tatapan Je beralih pada Yuri, mata gadis itu bengkak akibat menangis, terutama dengan kelopak bagian bawahnya. Hidungnya memerah, coat miliknya masih setia membalut tubuh Yuri, dan suaranya juga terdengar masih serak.

Je tidak menjawab apapun, bingung ingin bereaksi seperti apa tapi rangsangan otaknya bekerja memerintah agar seluruh tubuhnya memilih untuk mendaratkan bokong diatas kasur— memilih menemani Yuri. Salahkan saraf otak Je hingga pria itu tanpa sadar menuruti permintaan Yuri untuk tetap tinggal. Itu diluar kuasanya.

Yuri tersenyum, menarik hidungnya sekilas kemudian merapatkan coat Je yang ada pada tubuhnya. Yuri sedikit lebih tenang karena Je telah membawa dirinya lari dari Vee, memasuki rumah mengantar Yuri kedalam kamar gadis itu.

"Terimakasih." Katanya tulus.

Je masih menatap datar. Tidak bereaksi apapun. Yuri masih menunggu penuh harap pada Je setelah dirinya mengucapkan kata itu. Setidaknya dia bisa mendapat senyuman menenangkan yang Je lakukan beberapa saat yang lalu, atau paling tidak tatapan lembut yang dia berikan. Bukan seperti robot yang kehabisan batrai seperti ini. Diam. Kaku.

"Quand. Aku berterimakasih!" Tekan Yuri mulai kesal karena reaksi Je yang datar.

Je menghela napasnya. "Aku tahu. Jadi, setelah itu apa?"

"H-Hah?"

"Setelah kau berterimakasih kau mau apa?" Satu alis Je naik, "kau ingin aku bereaksi seperti apa, mengucapkan tidak masalah. Itu sudah tugasku. Begitu?" Senyum miring Je tersemat. "Jangan mimpi Yuri."

Yuri tercengang. Quand menyebalkan kembali.

"Aku yang terlalu percaya diri berarti." Gumam Yuri jelas agar Je bisa mendengarnya. "Pria berkepala batu. Aku yakin jika batu diadu dengan kepalamu, batu yang pecah." Sindir Yuri tidak takut.

'WISH' (E Book version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang