PART 12

3.6K 612 275
                                    





_


_


_


_


"Ratu kecilku, patah hati lagi?" Jeams berkata sembari memasukkan satu sendok bubur kedalam mulut Yuri, "biar ku ingat kapan terakhir kali kau sakit. Bukannya ketika Taehyung memutuskan untuk menikah. Kau demam tinggi juga." Goda Jeams.

Yuri menatap nyalang, "tidak. Ini hanya demam biasa."

Jeams mengambil air minum yang berada diatas meja didekat ranjang Yuri, "jangan berbohong ratu kecilku. Aku mengenalmu dari kecil. Kau akan demam jika patah hati."

Yuri menerima air minum yang Jeams berikan, kemudian meminumnya. "Apa kau datang kesini hanya ingin menggodaku tuan Karl. Sepertinya kau sangat menikmatinya."

Jeams tersenyum lebar hingga matanya menyipit. Tangannya mengusap lembut rambut Yuri, "kali ini siapa? Quand-mu lagi?"

Mata Yuri melotot, dia langsung menepuk lengan Jeams. "Suaramu! Dia bisa saja mendengarnya."

Jeams tertawa. "Biar saja. Biar dia tahu bahwa cinta masa kecilnya itu kau bukan saudara kembarmu."

"Jimin. Aku mohon. Kita sudah berjanji tidak membahasnya." Pinta Yuri.

Jeams menarik napasnya dalam, menatap Yuri kemudian mengambil tangannya untuk digenggam. "Aku tahu kau itu bodoh Han Yuri. Tapi, aku tidak menyangka bahwa kau bisa sebodoh ini. Kembali memasuki dunia Je mungkin akan menambah lukamu. Belum lagi melihat hasil cintanya denga Yura. Malaikat kecil yang kau ceritakan. Aku tahu itu sangat menyakitkan. Jika tidak kuat, pergi saja. Jangan berpura-pura tegar. Kau tidak sekuat itu."

Yuri tahu Jeams adalah yang terbaik. Memahami Yuri melebih apapun. Semua yang dikatakan Jeams benar, terkadang Yuri merasakan sakit saat melihat foto keluarga kecil Je dengan Yura yang masih dipajang dikamar pemuda itu. Ada Hyeji hasil cinta mereka. Yuri sakit. Sisi egoisnya mengatakan harusnya itu tempatnya.

"Alasan kau ingin bekerja adalah menghindari Je sebisa mungkin bukan?"

Yuri terdiam.

"Kau ingin pergi dari rumah ini. Kau seperti dihantui oleh bayang-bayang Yura yang tidak bisa lepas dari hati dan pikiran Je. Kau ingin menyibukkan diri. Aku mengenalmu Han Yuri." Jeams mengusap tangan Yuri, "kau masih mencintai Quand. Semua kenangan itu muncul saat kau melihatnya bukan?"

"Dia sangat mencintai Yura. Dia tidak akan melirik atau menganggapku ada. Aku hanya tinggal membuang perasaan itu, dan menggap semuanya tidak pernah terjadi." Kata Yuri sembari menundukkan kepala.

"Lalu bagaimana jika dia mencintaimu?"

Yuri mendongak menatap Jeams. "Tidak mungkin."

"Orang yang dicintainya dulu itu kau Yuri, bukan Yura. Hatinya pasti mengenal itu. Sekuat apapun dia menepisnya pasti hatinya akan berkata sebaliknya. Orang yang menyelamatkan dia adalah kau— bukan Yura." Tekan Jeams lembut.

"Jimin, aku mohon. Kita tidak harus membahas ini." Lirih Yuri.

Jeams akhirnya mengalah setelah menerima tatapan sendu dari Yuri. Dia membuang muka, menetralkan emosinya yang hampir saja membuat seluruh pertahanan Yuri hancur. "Maaf. Aku tidak seharusnya berkata seperti itu."

Yuri mengangguk. "Kau mengerikan jika memarahiku. Aku takut."

Jeams tersenyum, kemudian membawa Yuri kedalam pelukannya. "Bohong. Kau tidak pernah takut padaku. Kau bahkan pernah memasukkan sekantung katak kedalam tasku hanya karena aku tidak berbicara padamu seharian."

'WISH' (E Book version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang