PART 18

3K 616 170
                                    




Halo... yang rindu Quand. Kita ketemu lagi 😁

Sesayang apa sih sama Quand?

Oiya.. Terimakasih banyak untuk vote dan Komen di part-part sebelumnya 💜 aku senang kalian suka Quand.

Maaf kalau kalian menunggu lama, tapi aku selalu berusaha menulis disela-sela kesibukan agar kalian tidak terlalu lama menunggu 😭

Ah, aku juga bawa cerita baru. My Enemy. Mampir disana dan mari melokal bersama 😎

Kasih semangat penuh buat Quand... jangan lupa Komen yang banyak, dan vote juga. Itu Moodbooster banget saat lelahku😭😭😭

Sayang kalian banyak-banyak, jaga kesehatan. Muah 😘😘😘😘

 Muah 😘😘😘😘

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


_





_




_



Aku berlari begitu cepat ketika taksi yang aku tumpangi berhenti tepat didepan sebuah bar. Musik yang begitu memekakan telinga terdengar, kerumunan orang yang tengah setengah sadar berlalu lalang, ditengah ruangan sekumpulan orang menari mengikuti irama. Mataku terus mencari keberadaan orang yang membuatku setengah mati khawatir— Je Key Quand.

Beberapa menit yang lalu aku dihubungi oleh salah satu pelayan ditempat ini dan mengatakan bahwa Quand tengah mabuk berat dan tidak sadarkan diri. Aku tidak mengerti apa yang membuat dirinya melakukan itu, seingatku tadi pagi semua masih baik-baik saja, tidak ada yang terjadi.

Aku berjalan cepat melewati kerumunan orang yang menari seperti orang gila menuju sofa yang berada disudut ruangan tempat Quand berada. Mataku menyalang saat melihat pemandangan dimana Quand sedang duduk dengan seorang perempuan diatas pangkuannya— membuka kancing kemejanya satu persatu. Sial sekali.

"Lepaskan tanganmu dari suamiku sialan!"

Aku melihat perempuan itu terkejut. Genggaman tanganku yang berada ditangannya semakin erat hingga membuat dirinya meringis. Aku menarik perempuan itu menyingkir dari pangkuan suamiku dan mendorongnya hingga kedasar lantai.

"Berani-beraninya kau menyentuhnya!" Teriakku seperti orang kesetanan, berjalan kearahnya, berjongkok kemudian menarik rambutnya kesal. "Kau duduk diatas pangkuannya. Mau mati ditanganku sekarang juga!"

Perempuan itu tersenyum miring, "suamimu kesepian, aku hanya ingin menemaninya. Ciumannya hebat juga."

Aku melotot kaget. Menarik rambutnya semakin keras hingga dia berteriak. "Kau belum mengenal siapa aku rupanya," mataku menatap remeh, baju ketatnya membuatku mual. "Ayo.... aku akan mengajarimu sopan santun pada kakakmu!"

Aku menarik rambutnya semakin kuat hingga dia berdiri. Menariknya menuju toilet yang berjarak beberapa meter dari tempat kami. Aku sempat melihat kebelakang sesaat dan menemukan Quand masih tidak sadarkan diri, meracau tidak jelas dengan tiga kancing kemeja yang terbuka.

'WISH' (E Book version)Where stories live. Discover now