PART 28

2.6K 576 112
                                    



Hei. Ketemu lagi. 💜

Dm kU dipenuhi request an bapak Quand 🥲

Padahal harusnya part ini jumpa di ebook, tapi gpp, aku keluarin sekarang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Padahal harusnya part ini jumpa di ebook, tapi gpp, aku keluarin sekarang. 😌

Terimkasih udah secinta itu sama Quand... Oiya jangaN lupa Komen dan vote,

Komen kalian Mood banget, ayo keluarin teorinya 🥰🥰🥰💜

Sayang kalian semua
💜💜💜💜

Oiya, kita ketemu di ebook, jangan lupa follow IG @yuan_jyyyy untuk info kapan PO ebooknya 💜💜💜



_



_




_



"Daddy, Ji tidak melihat dimana mommy..."

Suara Hyeji menyadarkan lamunan Je pagi ini. Je menoleh pada putrinya yang kini sudah terduduk diatas ranjang lengkap dengan seragam sekolahnya. Je menarik napas dalam kemudian berjalan mendekat kearah sang putri, menurunkan tubuhnya—mensejajarkan tinggi dengan Hyeji.

"Mommy masih dirumah nenek sayang. Mommy rindu nenek, jadi menginap disana." Kata Je berusaha menjelaskan.

Sudut bibir Hyeji turun, "apa mommy tidak rindu Hyeji. Kenapa tidak tidur disini saja, kenapa harus disana, Hyeji juga rindu."

Melihat raut kesedihan dari putrinya membuat hati Je semakin sakit. Bagaimana dia akan menjelaskan bahwa Yuri akan meninggalkan mereka, bahwa mereka akan berpotensi untuk kehilangan Yuri, Je benar-benar tidak tahu harus menjelaskan seperti apa.

"Mommy rindu. Tapi sayang— untuk saat ini mommy mungkin tidak bisa menahan rindunya pada nenek lagi. Sama seperti Hyeji yang rindu mommy."

Hyeji menatap sepatunya, "kalo begitu Hyeji boleh menemui mommy nanti. Tidur bersama mommy, kita kerumah nenek lagi daddy, ayo!"

Entah seperti apa reaksi yang harus Je berikan. Dia tahu bahwa Yuri tidak akan mau bertemu saat ini. Je sudah menorehkan luka terlalu dalam.

"Daddy, jawab. Ji mau mommy, rindu mommy, apa daddy tidak rindu?" Tanya Hyeji nyaris menangis.

Rindu sekali. Daddy sangat merindukannya.

Puluhan panggilan telepon Je Yuri abaikan. Begitu juga dengan pesannya. Je masih ingat bagaimana tatapan kekecewaan itu menatapnya, bagaimana suara tangis Yuri yang terdengar begitu menyakitkan, bagaimana Yuri yang melangkah menjauh darinya. Je ingat, sangat mengingatnya.

"Jika daddy tidak mau, Hyeji tidak akan pergi ke sekolah. Hyeji tidak akan makan, tidak mau! Hyeji hanya mau mommy!" Hyeji nyaris menangis, napasnya sudah tidak beraturan lagi.

'WISH' (E Book version)Where stories live. Discover now