PART 14

3.4K 600 194
                                    

_

Halo.. kita berjumpa lagi.
Rindu Quand tidak?

Si bapak makin meresahkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Si bapak makin meresahkan. 🤧🤧🤧
Aku bawa Quand untuk nemenin puasa kalian, ini aman makanya aku up pas puasa. 😁
Kasih vote dan coment yang banyak, biar kita jumpa lagi 💜💜💜

Sayang kalian 💜💜💜💜
_


_



Waktu terasa berhenti ketika Yuri dan Je memasuki ruangan Jeams. Mereka cukup terkejut dengan kehadiran seseorang yang sedang duduk pada sofa, berbincang dengan Jeams dengan beberapa berkas dihadapan keduanya.

Yuri mengalihkan pandangan kearah Je yang sedang menatap tajam pada pria yang menjadi fokus utama mereka. Vee tersenyum tipis, meletakkan berkas yang tadi digenggamnya diatas meja, menyandarkan punggungnya pada bahu sofa kemudian melipat tangan didada dengan begitu tenang.

"Quand. Aku mohon, pulang saja. Kembali ke kantormu." Yuri berbisik, suaranya keluar dari sela-sela giginya yang menyatu memaksa senyum kearah Jeams dan Vee yang menatap heran kearah mereka berdua. "Matamu seperti akan keluar ketika melihat mereka. Jangan seperti itu."

Je melirik tajam kearah Yuri yang memperingatinya. Bukannya menurut, Je semakin menarik bahu Yuri agar gadis itu semakin dekat padanya. "Aku ingin mengantar istriku sekaligus menjaganya dari para serangga pengganggu."

Vee tersenyum tipis, mengerti maksud dari 'serangga pengganggu' yang Je katakan. Dia tahu Je ingin menunjukkan bahwa Yuri berada penuh dalam pelukan pria itu hingga siapapun tidak boleh mengganggunya. Termasuk dirinya.

Jeams tersenyum lebar, melepas kacamata yang sedari tadi bertengger di hidungnya. "Perusahaanku bebas dari serangga Je. Tidak perlu khawatir, ratu kecil-ku aman bersamaku."

Je masih menyorot tajam pada Vee yang memberi sorotan yang sama. "Tetapi tidak aman untuk pria yang ingin membawa kabur istri orang sementara dia sudah memiliki istri." Sindirnya telak.

Vee mendengkus tawa. "Hati tidak bisa dibohongi. Bagaimana jika istrimu masih menyimpan namaku dalam hatinya Je. Sama seperti diriku yang tidak bisa lepas dari bayangnya."

Je marah, sorot matanya semakin tajam seolah ingin menguliti seluruh tubuh Vee saat mendengar kalimat tersebut. Belum lagi tatapan matanya pada Yuri yang jelas masih menyimpan rindu disana, Je pria, dia tahu dengan jelas tatapan itu.

"Aku juga ingin mengetahuinya," Je tersenyum tipis, "bagaimana kalau kita tanyakan langsung saja pada orangnya," Je mengalihkan pandangan pada Yuri yang sekarang tengah mendongak menatapnya terkejut, "jadi, apa benar yang dikatakannya, kau masih menyimpannya?"

Yuri terdiam. Maniknya terkunci oleh tatapan dalam yang Je berikan, tidak ada tuntutan— hanya menunggu yang Yuri katakan. Pria itu menunggu kejujuran Yuri, pertama kalinya berharap pada gadis itu.

'WISH' (E Book version)Where stories live. Discover now