11. Dasar dari Perang

40 31 0
                                    

Euphoria - Chymes

Yang mau request silahkan...

JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN DAN KEBERSIHAN!

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!

HAPPY READING!

_____________________________________

"Jadi gimana Gis?" tanya Senja yang berjalan keluar kelas bersama Gissa. Kedua remaja itu akhirnya keluar kelas setelah Senja mengatakan ingin melanjutkan perbincangan sembari berjalan menuju parkiran.

"Lo tau kan, om gue ada yang punya restoran?" tanya Gissa.

"Iya," Senja mengangguk kecil.

"Nah, band yang biasa manggung di restoran om gue itu kontraknya udah selesai sepeluh hari yang lalu, dan mereka juga langsung bubar. Seminggu yang lalu, om gue dapet tiga anak SMA buat jadi penggantinya. Tapi karena anggotanya kurang satu orang, jadi seminggu ini, salah satu anggota band itu rangkap dua tugas, jadi vokalis sama gitaris. Karena lo suka nyanyi-nyanyi nggak jelas, gimana kalo lo nyanyi beneran aja?"

"Maksud lo, gue jadi vokalis band di restoran om lo?"

"Iya," Gissa mengangguk. "Gue yakin, kalo lo nyanyi dengan bener, pasti bagus. Lagian kan, lo bisa main gitar, jadi lo bisa juga dong, gantian sama salah satu anggota buat jadi gitaris. Gimana?"

"Setuju," Senja tersenyum, membuat Gissa ikut tersenyum.

"Soal gaji dan jadwal manggung, gue nggak tau, jadi kita harus temuin om gue. Gimana kalo sekarang aja?"

"Boleh," Senja mengangguk kecil.

"Oke. Kalo gitu gue telfon om gue dulu." Senja mengangguk, membuat Gissa mengambil ponselnya di saku kiri jas almamater hitamnya, kemudian menghubungi nomor omnya. Setelah selesai berbincang, gadis itu menoleh ke arah Senja. "Om gue ternyata lagi ada di Bogor. Tapi kita disuruh langsung ke restoran pusatnya di Jakarta. Nanti kita bakal ketemu sama anak om gue. Dia yang bakal kasih tau lo gimana-gimananya."

"Oke," Senja kembali mengangguk.

Gissa dan Senja meneruskan perjalanan menuju ke parkiran. Ketika mendekati lapangan basket outdoor, Senja menoleh, menatap para cowok dengan seragam basket khas SMA Segitiga tengah bertanding. Setelah menatap salah satu di antara mereka dengan lekat, Senja menghela nafas, kemudian menatap ke depan, sebelum akhirnya menoleh pada Gissa yang sejak tadi sibuk mengomel kesal sembari menatap layar ponselnya.

"Kenapa? Nathan lagi?" tanya Senja.

"Iya! Tuh cowok selalu bikin gue kesel!" jawab Gissa tanpa menatap Senja. "Rasanya pengen gue pites-pites aja deh! Hih!" ucapnya dengan geram.

Senja terkekeh. "Entar dia ilang, lo nangis-nangis lagi."

"Mana a-"

"WOY AWAS!"

Duk!

Bruk!

Our TwilightWo Geschichten leben. Entdecke jetzt