14. Kesialan

35 23 2
                                    

Not Shy - Itzy

Yang mau request silahkan...

JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN DAN KEBERSIHAN!

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!

HAPPY READING!

_____________________________________

"Udah, stop. Sampai sini aja," ucap Senja ketika ia dan Kala sampai di depan pintu gerbang terbuka gedung Ridma Apartment. Gadis blasteran Indo-Turki itu langsung turun dari atas motornya.

"Siapa juga yang mau nganterin lo sampe ke dalem," ucap Kala sinis, kemudian turun dari motor Senja.

Plak!

Senja memukul keras lengan Kala, kemudian mengambil alih motornya, tanpa peduli pada Kala yang tengah mengaduh karena kesakitan sekaligus terkejut. "Bener-bener ngeselin ya lo!" ucap Kala kesal.

"Lo nyebelin!" ucap Senja tak kalah kesal. Gadis yang tengah duduk di atas motornya itu menatap Kala tajam.

"Apa lo liat-liat? Masuk sana!"

"Gue sedang mengasihi kejelekan lo, Aruna. Uuuh, kasiaan."

"Sejak kapan orang ganteng berubah jadi jelek, Cewek Aneh?"

"Sejak lo muncul di hidup gue."

"Secara nggak langsung, berarti lo mengakui kalo gue ganteng dong?"

"Of course not." Senja berdeham-deham. "Atas nama warga seluruh dunia, saya, Senja Emerallie, mengakui bahwa Sekala Aruna adalah orang yang sangat jelek. Mutlak secara alami. Titik." Gadis itu menjulurkan lidahnya sembari menatap Kala dengan mengejek.

"Huh! Untung lo cewek ya Marjan!" ucap Kala geram. Cowok dengan helm di kepalanya itu memukul helm yang digunakan Senja, "Hih!" Kemudian menggoyangkannya pelan.

"Sakit Aruna bodoh!" Senja menatap Kala tajam, kemudian melepas helm di kepalanya.

"Elo bego!" Kala menatap kesal pada Senja yang tengah merapikan rambutnya yang berantakan dengan cemberut. "Sialan! Dia kenapa jadi kelihatan lucu di mata gue?!" Cowok itu mengalihkan pandangannya, dan tanpa sengaja bertatapan dengan Sadika yang tengah tertawa senang.

"Lo terpesona sama kecantikan Nona Senja ya Sek?" tanya Sadika menggoda. Cowok yang beberapa detik lalu melepaskan helm-nya itu masih duduk tenang di atas motor Selo yang berhenti tepat di belakang motor Senja.

"Lo mending-"

"Ya jelaslah! Wajah blasteran yang terlahir menawan kok dilawan!" Sadika mengangkat dagu, setengah dari ucapannya adalah bentuk dari menyombongkan diri.

Kala memutar bola matanya malas. "Oh ya?" Jeda sejenak. "Terus kenapa lo nggak pindah aja ke Korea sana? Atau nggak ke Jepang sana? Lo tuh di sini cuman bikin rusuh hidup gue tau nggak!"

"Wah, kejam. Gue aduin ke Tante-Mama uang jajan lo langsung dipotong lagi kayaknya."

"Ngadu sana ngadu! Dasar-"

"Nona Senja," potong Sadika sengaja, membuat Kala menatap cowok itu datar, sementara Senja langsung menoleh. "Lo tinggal di lantai berapa?"

"Lantai empat puluh lima," jawab Senja.

Sadika membuatkan mulutnya dengan mata sedikit melebar, takjub mendengar hal itu. "Wih, keren tuh! Bisa liat pemandangan seisi kota!" Senja tersenyum. "Kapan-kapan gue boleh nggak, mampir ke apartemen lo?"

Our TwilightWhere stories live. Discover now