25. Investigasi Jiwa Kita

35 14 0
                                    

It's Alright - UN1TY

Yang mau request silahkan...

Aku minta maaf banget karena telat update. Harusnya kemarin kan?

Maaf banget ya semuanya 🙏

JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN DAN KEBERSIHAN!

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!

HAPPY READING!

_____________________________________

Kurang dari pukul 05.59 AM WIB, Senja sudah stand by di depan sebuah ruangan di lantai empat, S-tive Room, begitu yang tertulis di papan hitam. Masuk bersama Nathan, keduanya dipersilahkan duduk, di dekat mereka duduk enam anggota Tim Satu Divisi Investigasi. Di ruangan yang luas itu, Senja melihat banyak anggota S-tive yang memang harus berangkat pagi, tapi penampakan Harizal Karim Kardabian belum terlihat.

Ketua Tim Satu Divisi Investigasi berbicara, "Hamster yang lo liat itu punya Bu Finna, guru Geografi kelas XII."

Salah satu anggota perempuan menyambung, "Bu Finna bawa ke sekolah karena orang terdekatnya nggak ada yang bisa jaga di hari itu, dan beliau nggak percaya sama orang asing buat nitipin hewan itu ke tempat penitipan hewan. Bu Finna bawa hamsternya dalam kandang, tapi di waktu kejadian, hamster itu tiba-tiba lepas dan berkeliaran."

Anggota lain menyodorkan tablet, "Ini rekaman wawancara Bu Finna dan CCTV di ruang guru. Tapi karena Bu Finna naruh kandang hamsternya di luar jangkauan CCTV, jadi nggak keliatan gimana hamster itu bisa lepas, terlebih nggak ada saksi mata. Adanya cuman jam berapa hamster itu berkeliaran di ruang guru, berarti kira-kira sekitaran jam itu hamsternya keluar dari kandang."

"Nathan sekalian aja liat semua CCTV gedung. Semua ada di situ," lanjut anggota lain.

Senja memang merasa tersinggung. Tapi dia sadar jika saat ini dirinya adalah tersangka, jadi untuknya tidak apa-apa meski helaan nafas tanpa suara itu datang.

🌥️🌥️

Tanpa Nathan, Senja keluar dari S-tive Room. Menuruni tangga sembari menatap ke bawah, langkahnya terhenti saat melihat sepasang sepatu berhenti di belokan tangga. Mengangkat wajah, gadis itu tersentak, dijumpainya wajah dingin Shedava Ericko Ambyatma, kedua tangannya di saku celana, dan tasnya menggantung di pundak kanan. Dalam saku hoodie orange-nya, Senja meremat tangan.

"Dari mana lo?"

"S-tive Room." Bahkan, Senja tidak mengerti mengapa dia menjawab pertanyaan cowok itu.

Shedava melanjutkan langkah, dan berhenti tepat di depan Senja. Meski tempat Senja berpijak lebih tinggi dari tempat cowok itu, tapi dalam hal tinggi badan, Shedava tetaplah pemenangnya. "Stop caper, stop buat masalah."

"Lo nggak tau-"

"Lo mau bunuh berapa banyak orang lagi?"

Kedua tangan Senja terkepal erat, rautnya menunjukkan kemarahan. "Gue nggak pernah bunuh siapa pun!" ucapnya lirih namun penuh penekanan.

Shedava terkekeh. "Sakit ya lo." Kepalan tangan Senja mengerat. Sementara Shedava mendekat, "Harusnya lo nggak di sini. Harusnya, lo-"

"Senjaaaa! Yuhuuuu! Where are you??"

Our TwilightWhere stories live. Discover now