43. Eksistensi

11 1 0
                                    

Babymonster - Sheesh

Minal aidzin wal faidzin semuanya🙏

Yang mau request silahkan...

JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN DAN KEBERSIHAN!

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!

HAPPY READING!

____________________________________________________

“Aku sudah pernah bilang, jangan heran jika aku tidak sopan.”

“Kecualikan aku!”

“Tidak sudi.”

“Untung kamu bukan anakku. Dasar bocah!”

Tut.

Dengusan kasar terdengar. “Bocah itu. Sudah irit bicara, tidak pernah tersenyum, tidak sopan lagi. Jodohnya di masa depan pasti langsung lari tanpa repot-repot melihatnya,” Hartono Mujatdi berkeluh-kesah sembari meletakkan ponselnya di dasbor mobil. Terlihat dari layar ponsel itu, sebuah kontak yang diberi nama Anak Setan baru saja mengakhiri panggilan secara sepihak. Tapi tampaknya saat mengomel, pria paruh baya itu lupa menyebutkan julukan Tampan dan Pintar untuk si Anak Setan, Seloka Rezadi Atama, tangan kanannya di angkatan kelas XI tahun ini. “Untung saja kerjanya selalu beres. Kalau tidak, tambah banyak saja minusnya.” Itu kata-kata terakhirnya sebelum akhirnya fokus menyetir.

Hartono menghentikan laju mobilnya, mengamati area sekitar. “Gue pergi dulu ya. Baek-baek lo di sini, Jay,” ucapnya sembari menepuk-nepuk kap mobilnya usai menemukan tempat parkir yang menurutnya strategis. Meski si mobil hitam mengkilap tak bisa menyahut apapun, pria itu tetap melanjutkan, “Tenang aja, Jay, lo pasti banyak yang lirik kok gue tinggal di sini. Kan, lo lebih ganteng dari Anak Setan itu.” Usai tertawa, dia akhirnya melangkah pergi.

Hartono menghentikan langkah begitu sampai di tempat tujuan yang ramai akan manusia yang berlalu-lalang. Merasakan kedatangan beberapa orang, pria itu dengan sopan memberikan senyum. “Welcome to Indonesia, Miss,” sambutnya teramat sopan. Kedua tangannya menyatu di depan dan tubuhnya digerakkan sedikit membungkuk.

Perempuan paruh baya yang diapit dua orang berbeda gender itu menyahut, “Basa-basimu norak sekali, Pak Tua,” wajahnya yang masih cantik tampak mengejek.

“Kamu juga sudah tua, Miss!!” Hartono tersenyum, tapi terlihat berbeda dari sebelumnya. “Miss semakin mirip saja dengan anak setan itu,” ejeknya sopan.

Perempuan berwajah bule itu tersenyum lembut penuh makna. “Benarkah? Bagus kalau begitu,” balasnya santai.

Bibir Hartono tampak berkedut. “Maaf?”

Our TwilightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang