Part 6

26 7 0
                                    

"Hanya karena tingkah seorang perempuan senyumku kembali mengembang. Tuhan.... Jika dia adalah obat dari segala sakitku selama ini, tolong jangan jadikan ia penyebab luka untuk kesekian kalinya."

📍Rizky Satria Pratama

---Rizky & Alena---

Buku Alena tertinggal di kelas dan sialnya itu adalah buku tugas yang harus dikumpulkan hari ini. Karena itu hari ini Alena berangkat lebih pagi bersama adiknya, Davin.

"Vin cepetan dong!" ucap Alena saat melihat jam di tangannya.

"Ck! Sabar napa kak. Gua masih laper nih,"

"Gua belom ngerjain tugas fisika. Kalo gak ngerjain nanti gua dihukum,"

"Siapa suruh tugas gak dikerjain,"

"Buku gua ketinggalan bapak Davin yang terhormat," ucap Alena dengan nada meledek.

Davin sudah selesai makan dan kini mereka berjalan meninggalkan rumah setelah berdebat. Orangtua mereka sibuk dengan bisnis di berbagai daerah sehingga membuat Alena dan Davin ditinggal berdua di rumah oleh orangtuanya. Ya, Alena dan Davin memang sudah terbiasa ditinggal berdua oleh orangtuanya.
Meski begitu mereka tidak kekurangan materi di rumah. Ada asisten rumah tangga yang menyiapkan kebutuhan mereka. Untuk uang jajan dan biaya keperluan lainnya di transfer ke rekening Alena oleh mamanya.

📍📍📍

Waktu yang masih terlalu pagi membuat Alena sampai di sekolah lebih cepat dari biasanya. Hanya butuh waktu 20 menit untuk sampai di SMA Light Star. Setelah Alena turun dari motor, Davin melajukan motornya meninggalkan SMA Light Star. Alena berjalan terburu-buru di koridor, berharap agar cepat sampai di kelasnya dan segera mengerjakan tugas fisika miliknya. Alena mengusap lengannya saat merasa udara dingin menerpa kulitnya. Alena meruntuki kebodohannya yang lupa memakai sweater saat berangkat pagi seperti ini. Saat sedang meruntuki dirinya Alena menabrak seseorang. Alena bergeming, tidak berani melihat siapa yang berada di depannya karena setahunya jarang ada siswa-siswi yang datang di jam sepagi ini.

"Lo gapapa?" tanya orang yang menabrak Alena.

Alena masih bergeming, tidak berani melihat orang di hadapannya.

"Are you okay?" tanyanya melambaikan tangan di depan wajah Alena.

Alena mengerjap, memberanikan diri untuk melihat seseorang di depannya.

"Hmm iya gue gapapa," jawab Alena.

"Lo berangkat jam segini dan gak pake sweater?"

"Enggak." Alena menggelengkan kepalanya polos membuat laki-laki di depannya terkekeh.

Laki-laki itu melepas sweater nya, melihat itu membuat Alena melolot. Lagi-lagi sikap Alena membuat seorang laki-laki di depannya terkekeh geli.

"Nih lo pake. Udaranya dingin, nanti lo masuk angin." ucapnya memberikan sweater berwarna hijau toska tua.

"Kok lo peduli? Emang kita kenal?" tanya Alena.

"Hmm... Ya emang gak boleh ya peduli sama orang lain?"

"Ya boleh...,"

"Yaudah nih pake, udara dingin gak baik buat kesehatan."

Orang itu berbalik namun langkahnya terhenti karena suara seorang perempuan di belakangnya.

📍Rizky & Alena [On Going]📍Onde histórias criam vida. Descubra agora