Part 23

0 2 0
                                    

"Semua yang ada pada dirimu adalah kesukaanku, kecuali satu. Luka dan rasa sakitmu."

📍Alena Xea Dira

-Rizky & Alena-

Takut, sedih, marah, kecewa tergambar jelas di wajah Rizky. Demi tuhan dia bingung harus memulai ceritanya dari mana. Saat suara-suara di kepala Rizky sibuk memikirkan ini itu seorang laki-laki menepuk pundaknya.

"Jadi ada apa bro? Kenapa akhir-akhir ini lo keliatan beda banget gak kayak biasanya?" pertanyaan itu membuyarkan pikiran Rizky, menyadarkan Rizky dari lamunannya. Ya Dirga, sahabat Rizky menghampirinya setelah selesai dengan urusan di dapur.

Rizky menghela nafas, menutup mata sebentar kemudian kembali membuka matanya.

"Bokap ada yang baru, gua keluar dari rumah sama Naya." ucap Rizky dalam satu tarikan nafas.

Deg. Dirga yang mendengar itu kaget bukan main. Setahunya Bunda Rizky masih belum ditemukan, dan... Apa-apaan ini? Papa Rizky dengan mudah nya mendapatkan pengganti bahkan saat keberadaan istrinya belum diketahui. Keterlaluan, pikir Dirga.

"Bokap minta gue balikin semua fasilitas yang dia kasih." lanjut Rizky menjelaskan. Dengan suara bergetar Rizky kembali menjelaskan.

"Awalnya bokap ngajak tuh cewek makan malem di rumah, dari situ gue mulai curiga kalo mereka ada apa-apa. Semenjak makan malem itu dia jadi sering datang ke rumah, sok akrab sama Naya dan Sya. Gue gak suka, gue gak rela posisi Bunda gue di gantiin sama dia. Gue gak pernah mau makan bareng dia, gue selalu cari cara supaya Naya sama Sya gak terlalu dekat sama dia. Gue berhasil bikin Naya jauh sama tuh cewek, tapi gue gak berhasil jauhin Sya dari dia. Ya lo tau sendiri gimana deketnya Sya sama bokap. Gue sampe pada titik dimana gue gak peduli dia mau bawa cewek itu ke rumah, mau makan di rumah atau pergi kemana sama dia. Dan gue kecewa banget sama dia, kalian tau? Dia bohongin gue demi cewek sialan itu. Dia bilang mau meeting sama klien, tapi nyatanya dia malah makan di restoran sama itu manusia. Dan yang lebih hebatnya, dia nampar gue. Nampar gue Dir. Dia nampar gue cuman buat belain cewek sialan itu. Dia lebih milih cewek sialan itu daripada gue, anaknya sendiri." Rizky tersenyum kecut, kemudian melanjutkan ceritanya.

"Saat dia nampar gue, gue sadar kalo dia lebih milih cewek sialan itu. Dan hari itu juga gue mutusin buat keluar dari rumah sama Naya." Rizky memejamkan matanya, menahan sesak luar biasa di dada nya. Alena merangkul Rizky, mencoba menenangkan Rizky. Perlahan Rizky membuka matanya, menatap Alena yang juga sedang menatapnya. Dari tatapannya Rizky tau kalau Alena berusaha meyakinkan dirinya untuk menuntaskan ceritanya.

"Naya tau soal ini?" tanya Dirga.

"Tau. Bahkan saat gue ditampar Naya lagi sama gue dan ada Alena juga. Hebat banget kan?" ucap Rizky tersenyum getir.

"Gue udah ngambil semua barang gue dan Naya. Semalem gue nginep di rumah Alena." lanjut Rizky dengan suara yang lebih tenang.

"Terus lo tinggal dimana? Apart lo?" tanya Dirga. Rizky menggeleng.

"Enggak, bokap minta gue balikin fasilitas yang dia kasih. Hp, mobil, motor, dan apart."

Setelah itu hening.
Sama seperti sahabatnya, Dirga juga merasakan hal yang sama. Dirga merasakan sakit yang Rizky rasakan. Sungguh dia tidak pernah menyangka kalau kehidupan sahabatnya kini jadi sekacau ini. Dan yang membuat Dirga bingung adalah Rizky mengizinkan seorang perempuan yang baru dikenalnya untuk ikut masuk ke dalan dunianya, melihat kehidupannya. Dirga sangat mengenal Rizky, sahabatnya tidak akan menceritakan hal-hal pribadi seperti ini kesembarang orang apalagi orang yang baru dikenalnya. Jadi... Apakah Alena berhasil meruntuhkan dinding pertahanan yang dibangun sahabatnya? Apakah Alena berhasil mendobrak batasan-batasan yang sahabatnya buat? Kalau iya, semoga saja perempuan itu adalah rumah untuk Rizky. Semoga perempuan itu bisa membantu sahabatnya melewati masa-masa berat dalam hidupnya, semoga perempuan itu bisa membuat sahabatnya bahagia. Ya semoga.

📍Rizky & Alena [On Going]📍Where stories live. Discover now