Part 12

26 4 0
                                    

"Alen, jadi cahaya di gelapnya dunia gue. Jadi kompas sebagai penunjuk arah gue. Please stay, gue butuh lo."

📍Rizky Satria Pratama

Saran waktu baca sambil dengerin lagu Garis Terdepan - Fiersa Besari.

Happy Reading!💖

-Rizky & Alena-


Bokap

Ky nanti Naya pulang jam 2, dia ada les tambahan dari guru nya. Kamu bisa jemput gak?

Rizky

Bisa.

Setelah membalas pesan Papa nya Rizky membuka ruang obrolan dengan seseorang. Mengirimkan pesan kemudian mematikan handphone nya.
Rizky mendadak tidak mood, dia beranjak pamit pergi dari kantin dengan teman-temannya. Rizky berjalan menuju rooftop, tempat favorite nya di sekolah.
Sesampainya di rooftop Rizky duduk di kursi yang berada di dekat tangga rooftop. Rizky memejamkan matanya, sesak itu kembali terasa saat diri nya berinteraksi dengan sang Papa. Entah apa yang membuat Rizky menjadi asing dengan Papa nya sendiri, tapi satu yang Rizky tau sejak kehadiran wanita itu harinya berubah. Dunianya kacau, hatinya sesak, luka menyeruak menggerogoti hati, dan bahagia yang pernah di rasa lenyap begitu saja. Setetes tirta bening jatuh. Tetes tirta itu merupakan bentuk dari kesakitan yang dirasakannya. Jika di depan adik nya Rizky selalu ceria, jika di depan teman-teman nya Rizky terlihat konyol, jika di depan Alena Rizky terlihat menyebalkan namun di saat dirinya sendiri semua tingkah konyol dan senyuman itu lenyap begitu saja. Semua itu digantikan dengan kesakitan-kesakitan yang hanya bisa dijelaskan oleh air mata.

"Bunda, Rizky kangen. Rizky... Rizky butuh Bunda." ucapnya menatap langit biru yang terlihat sedikit mendung.

Sedangkan perempuan yang berdiri di pintu rooftop tertegun, hatinya tersayat mendengar suara Rizky yang begitu lirih, suaranya terdengar begitu putus asa. Sakit rasanya saat mendengar suara yang biasanya riang dan usil kini terdengar begitu lirih.

"Ky..." panggilnya dengan ragu.

Tidak ada jawaban. Perempuan itu mendekat, dia menepuk bahu Rizky. Rizky menoleh, tanpa banyak bicara Rizky berdiri, mendekap perempuan itu begitu erat.

"What happen ky?"

"Please don't ask me, Lena."

"Please don't go, Lena." ucapnya lirih, disusul suara isak tangis yang belum pernah Alena dengar.

Alena membiarkan Rizky mengungkapkan apa yang dirasakannya, membiarkan Rizky dalam dekapannya. Sesekali menenangkannya.

"Sttt jangan emosi, okey?"

"Lo boleh nangis, lo boleh marah, lo boleh peluk gue sampe lo ngerasa bener-bener tenang. Tapi janji sama gue jangan nyakitin diri lo sendiri, apalagi ngerokok. Okey?"

"Peluk gue, Lena. Jangan dilepas dulu, gue butuh lo."

Alena memeluk Rizky dengan hati yang ikut merasakan sakitnya.

"Denger gue Ky, apapun yang terjadi lo gak sendiri. Lo gak pernah sesendiri itu, ada gue. Gue akan selalu nemenin lo kapanpun lo butuh, jangan pernah ngerasa sendirian okey?"

📍Rizky & Alena [On Going]📍Where stories live. Discover now