Part 16

14 3 0
                                    

Di kamar nya Alena sudah siap dengan seragam sekolah lengkap dan semua peralatan sekolah yang berada dalam tasnya. Alena tersenyum saat mengingat kejutan yang di berikan Rizky di taman. Sebenarnya Alena tidak marah hanya saja dia kesal dengan sikap Rizky yang selalu mengacak rambutnya, dia sengaja mendiamkan Rizky untuk mengetes apakah Rizky sadar dengan perubahan sikapnya. Dan di luar ekspetasinya, Rizky menyanyikan lagu romantis dan seusai itu Rizky memberikan coklat padanya. Alena menggelengkan kepala tanpa menghilangkan senyum di bibirnya. Jam menunjukkan pukul setengah enam, Alena berjalan keluar kamar menuju meja makan yang berada di lantai satu. Di meja makan sudah ada Davin, Alena duduk berhadapan dengan Davin.

"Pagii." ucap Alena dengan riang.

"Pagi, kayaknya ada yang happy banget nih." ucap Davin.

Alena semakin melebarkan senyumnya sambil mengambil lauk yang sudah di sajikan di meja makan.

"Dihh lo sehat kak?" tanya Davin.

"Sehat." jawab Alena masih dengan senyum yang mengembang di wajah nya.

"Kok gua jadi serem ya liat lo senyum-senyum sendiri." ucap Davin bergedik ngeri.

Sontak Alena melempar Davin dengan tisue yang sudah di kepal menjadi bulat.

"Rese banget sih lo kak! Untung gak kena makanan gue."

"Bodoamat! Lagian siapa suruh nyebelin." sentak Alena kesal.

"Makanya jadi orang tuh jang----"

Ucapan Alena menggantung karena suara bel rumah mereka yang berbunyi. Baru pukul setengah enam lewat, masih terlalu pagi untuk Rizky menjemput nya. Tanpa banyak bicara Alena beranjak dari meja makan untuk membukakan pintu.
Alena membuka pintu dan dia dibuat kaget dengan kehadiran seseorang di depannya, ditambah dengan penampilan nya yang jauh dari kata rapih.

"Are u oke?" tanya Alena.

"Boleh gue masuk?" tanya Rizky.

Alena mengangguk kemudian mengajak Rizky duduk di ruang tamu.

"Ky mata lo..."

"Gue gak bisa tidur semaleman." jawab Rizky.

"Ter---" ucapan Alena terpotong dengan ucapan Davin.

"Kak gua berangkat." pamit Davin.

"Eh ada Bang Rizky, gua duluan ya Bang." pamitnya pada Rizky.

"Hati-hati bro." ucap Rizky.

"Titip kakak gua." setelah mengatakan itu Davin keluar, menjalankan motornya meninggalkan rumah.

Alena menghela nafas.

"Bokap?" tanya Alena.

Rizky tidak menjawab. Dia menyandarkan kepalanya di bahu Alena, seolah ada beban berat yang tidak mampu untuk dipikul sendirian.

"Bunda, Len." ucap Rizky lirih.

"Bunda lo kenapa?" tanya Alena.

"Gue mau cari Bunda ke Bandung." jawab Rizky.

Alena menegakkan duduknya kemudian menatap Rizky, mengunci pandangan Rizky. Mencari kebohongan di mata nya namun tidak ada. Sorot mata kecewa, lelah, dan putus asa terlihat jelas disana. Dan hati Alena ikut merasa sakit, sesak melihat kesedihan yang terpancar di mata Rizky.

"Nanti kita bicarain lagi ya, sekarang lo siap-siap berangkat sekolah abis itu sarapan bareng gue." ucap Alena tersenyum.

"Gue ambil minum dulu bentar." Alena hendak beranjak, namun ditahan Rizky.

📍Rizky & Alena [On Going]📍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang