Part 17

10 2 0
                                    

Bel pulang berbunyi siswa siswi SMA Light Star berhambur keluar kelas. Rizky dan Alena berjalan menuju parkiran untuk menjemput Naya di sekolahnya. Hening. Tidak ada suara, keduanya sama-sama bungkam. Entah karena tidak ada topik pembicaraan atau isi kepala mereka yang terlalu berisik.

"Ky gue setel lagu ya." bukan pertanyaan melainkan pernyataan, karena setelah mengatakan itu Alena langsung menyalakan lagu dari tape mobil Rizky. Lagu payung teduh yang berjudul akad mengiringi perjalanan mereka menuju sekolah Naya.

"Lagunya gak bisa request ya ky?" tanya Alena memecahkan keheningan.

"Gak bisa, itu keputer otomatis. Kalo mau setel lagu dari HP bisa kok. Mau?" tawar Rizky.

"Gak usah ini juga lagunya enak kok." jawab Alena.

"Bukan maksud gue..." Rizky menggantungkan kalimatnya. Sebuah ide terlintas di benaknya.

"Maksud lo?" Alena mengulangi ucapan Rizky.

"Maksud gue, lo mau akad gak?" tanya Rizky dengan wajah yang dibuat seserius mungkin.

"Hah?" Alena berusaha mencerna, namun gagal. Kebingungan melandanya dan yaa hanya kata itu yang mampu terucap dari bibirnya.
Sedangkan Rizky menahan tawanya, mengulangi kalimat sebelumnya.

"Kayak dilagu itu, lo mau akad gak?"

"Sama siapa?" tanya Alena polos.

"Sama gue."

Blush.
Mendengar jawaban Rizky pipi Alena memerah. Alena menutupi pipinya dengan kedua tangan, sedangkan Rizky tidak bisa menahan tawanya lagi.

"HAHAHA gemes aneddd ciii Lena-ku." Rizky mengacak rambut Alena gemas.

"Rizky ih! Tau ah males!" Alena membuang pandangannya ke luar jendela sebelah kiri, menghindari tatapan Rizky.

Rizky menggelengkan kepalanya melihat tingkah Alena yang terlihat menggemaskan saat merajuk seperti ini.

***

Kini mereka berada di gerbang utama sekolah Naya. Rizky menunggu Naya di luar mobil, sedangkan Alena menunggu di dalam mobil--- masih dalam mode ngambek---
Tidak butuh waktu lama untuk menunggu Naya keluar dari kelasnya, 5 menit kemudian Naya terlihat berjalan dari koridor sekolah nya menuju gerbang utama. Rizky melambaikan tangan yang dibalas dengan sapaan riang Naya. Setelah mengetahui Abangnya yang menjemput Naya tidak berhenti tersenyum dan berceloteh menceritakan ini-itu kemudian berakhir dengan bertanya.

"Bang Kak Alen gak ikut?" tanya Naya.

Rizky tersenyum, tidak menjawab pertanyaan Naya. Naya yang tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari Abangnya berdecak kesal. Begitu Rizky membukakan pintu depan mobil Naya menghambur ke pelukan Alena.

"Kak Alennnnn." ucap Naya dengan riang. Alena mengusap kepala Naya dengan sayang sambil tersenyum. Hal itu tidak lepas dari pandangan Rizky, senyum Naya dan Alena menular padanya. Entah kenapa setiap kali melihat Alena dan Naya tersenyum rasanya Rizky seperti terhipnotis, kebahagiaan keduanya menular begitu saja. Rizky mengambil tas Naya dan Alena kemudian meletakkannya di kursi bagian belakang.

"Are you ready?" tanya Rizky pada Naya begitu duduk di kursi kemudi.

"Yes I'm ready." jawab Naya dan Alena serentak. Kemudian keduanya saling tatap dan tertawa bersama.

Entah apa yang dirasakan Rizky, yang jelas dia tidak pernah merasa selepas ini tertawa. Sejak Bunda nya menghilang entah berapa kali Rizky tersenyum, rasanya senyuman itu masih bisa di hitung dengan jari. Tapi setelah bertemu Alena, mengenal Alena, dan menghabiskan waktu bersama Alena Rizky merasa jika dia kembali menemukan dirinya yang hilang. Bersama Alena, Rizky merasa ditemukan dan bersama Alena Rizky merasa dunia nya lebih berwarna.

📍Rizky & Alena [On Going]📍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang