Part 25

2 1 0
                                    

"Ketika memendam rasa terasa menyiksa, maka kita harus berani
mengungkapkannya. Sebelum kehilangan membuatmu menyesal."

-Rizky & Alena-

"Maaf bikin kamu sedih, aku sayang kamu." Rizky mendekap tubuh Alena erat seolah tidak punya kesempatan untuk memeluknya lagi.

Alena mematung, menahan napas. Apa katanya? "Sayang?". Alena membeku bingung harus merespon bagaimana. Rizky masih memeluk Alena, damai dia rasakan setiap kali memeluk Alena. Entah bagaimana dia bisa merasa tenang saat berada dalam pelukan Alena.

"Ky, kamu ngomong apa barusan?" Alena bertanya, menegaskan perkataan Rizky.

"Aku sayang kamu." ucap Rizky tanpa ragu. Alena diam berusaha mencerna apa yang terjadi. Jantungnya berdetak tidak karuan, perasaannya kacau, otaknya mengeluarkan banyak pertanyaan. Rizky mengobrak-abrik perasaannya.

"Aku beneran sayang kamu, aku ngomong gini bukan modus sama kamu. Aku beneran sayang kamu Len. Bertahun-tahun aku tutup hati aku karena aku pernah dikecewain, aku pernah sayang sama seseorang, aku jaga perasaan nya. Tapi, dia malah ngecewain aku. Sakit Len, hancur banget aku saat itu. Dari situ aku takut buat buka hati, saat aku suka sama seseorang aku selalu menyangkal perasaan aku. Sampe akhirnya aku ketemu kamu." jelas Rizky.

"T-tapi kenapa aku? Kenapa kamu bisa dengan mudah nyimpulin kalo kamu suka sama aku?" tanya Alena terbata.

"Karena kamu tulus. Sikap kamu ke aku, sikap kamu ke Naya buat aku yakin kalo emang kamu orangnya."

"Riz aku gak paham." Alena melepaskan pelukan Rizky. Menatap mata Rizky, mencari kebohongan dimata itu. Namun, nihil.

"Aku pernah nabrak kamu waktu kamu lagi jam olahraga, inget?" ucap Rizky. Alena mengangguk.

"Dari situ aku ngerasa ada yang beda, jantung aku berdetak lebih cepat dari biasanya. Aku pikir itu cuman perasaan sesaat aja, tapi ternyata aku salah. Diam-diam aku suka perhatiin kamu dari jauh. Gak tau kenapa setiap liat kamu ngobrol sama temen-temen kamu, ketawa sama mereka aku seneng liatnya. Liat kamu senyum tuh ngebuat aku ikut ngerasa seneng." Rizky tersenyum.

"Awalnya aku gak sadar sama perasaan aku, terus Dirga sadar ada yang beda dari aku. Dia bilang ke aku jangan bohongin diri sendiri. Dia bilang kalo suka deketin jangan cuman diliatin, gak semua cewek sama." Rizky menghela nafas.

"Terus kebetulan yang menguntungkan dateng buat aku. Waktu aku dateng pagi buat prepare acara seminar waktu itu kamu dateng pagi. Disitu aku merasa Tuhan berpihak sama aku." Rizky tersenyum menatap Alena.

"Tapi Riz, aku orang baru. Gimana kalo aku nyakitin kamu? Gimana kalo aku ngecewain kamu? Gimana kalo aku ninggalin kamu?" tanya Alena.

"Kamu emang orang baru, tapi aku percaya kamu gak sejahat itu sama aku dan Naya."

"Len kalo kamu jahat, kenapa kamu dengerin semua cerita aku? Kenapa kamu ngerjain tugas di rooftop cuman buat nemenin aku? Kenapa kamu ngizinin aku sama Naya nginep di rumah kamu? Ngapain kamu bangun subuh-subuh cuman buat masakin sarapan dan bekal buat Naya?" tanya Rizky tanpa jeda.

"Mungkin kamu punya perasaan yang sama kayak aku, cuman kamu gak sadar."

"Aku butuh waktu Ky. Aku butuh waktu buat ngeyakinin perasaan aku ke kamu, ngeyakinin diri aku sendiri kalau perasaan itu benar adanya. Kalo----" ucapan Alena terhenti. Rizky mendekati Alena, memangkas jarak. Rizky menempelkan keningnya, kemudian menjauhkan wajah nya dari Alena.

"Aku sayang kamu, aku cuman punya kamu sekarang. Jangan tinggalin aku." ucap Rizky dengan suara pelan membuat Alena bisa merasakan ketulusan Rizky.

"Good Night, sayang." ucap Rizky mengecup kening Alena. Kemudian Rizky berjalan keluar kamar Alena, meninggalkan Alena yang masih mencerna apa yang baru saja terjadi.

Jakarta, 24 September 2022

📍Rizky & Alena [On Going]📍Where stories live. Discover now