Part 22

5 2 0
                                    

"Lo gak biasanya begini Riz, kenapa?" tanya Dirga.

"Nanti gue cerita, sekarang gue mau ketemu Alena dulu." jawab Rizky.

Dirga mengangguk, menepuk bahu Rizky kemudian kembali ke kursinya untuk mengambil tas. Sedangkan Rizky berjalan keluar menuju kelas Alena. Sesampainya di depan kelas Alena, Rizky melihat Alena sedang tertawa bersama sahabatnya. Rizky tersenyum tipis, tanpa sadar melihat senyum Alena menjadi hal yang menyenangkan untuk Rizky.
Bina yang menyadari kedatangan Rizky memberi isyarat pada Alena lewat matanya. Alena menoleh kemudian tersenyum saat melihat Rizky berada di depan kelasnya.

"Duluan ya guys!" seru Alena berpamitan dengan kedua sahabatnya.

Rizky dan Alena berjalan di koridor  berdampingan. Hening. Rizky masih sibuk dengan isi kepalanya. Sementara Alena ikut bungkam karena paham ada banyak hal yang sedang Rizky pikirkan. Sesampainya di parkiran Rizky membukakan pintu untuk Alena, seperti biasanya. Rizky duduk di kursi kemudi, memakai sabuk pengaman dan menyalakan mesin mobil. Saat Rizky ingin menjalankan mobilnya suara Alena menghentikan gerakkannya.

"Mau cerita sekarang?" tanya Alena.

Rizky menggeleng.

"Nanti aja abis jemput Naya." ucap Rizky.

Alena mengangguk, Rizky mulai menjalankan mobilnya meninggalkan SMA Light Star. Selama perjalanan hening, mereka sibuk dengan isi kepala masing-masing. Jalanan siang ini cukup sepi sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mereka sampai di sekolah Naya. Duapuluh menit perjalanan, kini mereka berada di depan gerbang sekolah Naya. Dari dalam gedung terlihat Naya berlari, Alena yang melihat itu segera turun dari mobil untuk menghampiri Naya. Begitu sampai di depan mobil Abang nya, sambil berlari Naya merentangkan tangan saat melihat Alena. Alena yang melihat Naya melakukan hal yang serupa, merentangkan tangan kemudian membalas pelukan Naya. Mengusap puncak kepala Naya.

"Gimana sekolahnya hari ini?" tanya Naya.

"Lancar kak! Seru banget! Tadi Naya dapet bintang lima! Keren kan?" sahut Naya antusias.

"Oh ya? Pinter banget emang Adikku yang satu ini." ucap Alena mencubit pipi Naya pelan. Naya yang diperlakukan demikian hanya terkekeh.

Tanpa mereka sadari Rizky sudah turun dari mobil, berdiri di samping pintu kemudi dan memperhatikan interaksi keduanya. Lagi dan lagi Rizky tersenyum melihat interaksi antara Alena dan Naya. Dan apa tadi Alena bilang? Adikku? Ah Alena memang selalu tahu bagaimana caranya membuat seseorang merasa berarti.
Tuhan bolehkah jika aku meminta agar Alena selamanya denganku? Agar dia tetap di sisi ku?

"Dor! Bengong aja! Hayo lagi mikirin apa?" ucap Naya membuyarkan lamunan Rizky.

"Dasar jail, ngagetin Abangnya aja!" Rizky menyentil kening Naya.

"Aduh! Sakit Bang!" ucap Naya.

Dan seperti biasa, jika kakak beradik itu bertemu pasti pertengkaran tidak terhindarkan dan lagi-lagi Alena menjadi penengah keduanya.

"Yaudah yuk pulang!" seru Alena.

Mereka memasuki mobil, kali ini Alena duduk di belakang bersama Naya karena jika dirinya duduk di depan dengan Naya berada dipangkuannya akan berbahaya. Selain itu Alena juga ingin membuat suasana di perjalanan kali ini menjadi hangat, tidak canggung seperti biasanya.

📍Rizky & Alena [On Going]📍Where stories live. Discover now