Part 21

7 2 0
                                    

"Udah sholat?" tanya Rizky saat pintu kamar Alena terbuka.

"Belum, tapi udah wudhu paling abis ini. Lagi nyiapin perlengkapan sekolah Naya." jawab Alena. Rizky mengangguk.

"Gue tunggu bawah ya, jangan lama-lama." ucap Rizky.

"Ky." panggil Alena.

Langkah Rizky yang hendak beranjak tertahan karena panggilan Alena.

"Kenapa?"

"Gue udah masakin nasi goreng sosis buat sarapan sama bekal Naya."

"Makasih, cantik." setelah mengatakan itu Rizky berbalik, meninggalkan Alena yang kaget dengan panggilan Rizky barusan. Sedangkan Rizky terkekeh membayangkan wajah kaget Alena dan rona merah di wajah gadis itu.

***

Kini Rizky, Alena, Naya, dan juga Davin sedang berada di meja makan untuk sarapan bersama. Naya terlihat begitu antusias saat melihat nasi goreng sosis yang dibuatkan oleh Alena.

"Kak Alen suapinnnn." ucap Naya dengan nada manja khas anak kecil. Alena terkekeh, namun mengangguk. Mengiyakan permintaan Naya.

Dengan telaten Alena menyuapi Naya dan sesekali menyuapkan nasi untuk dirinya sendiri. Rizky yang melihat itu tersenyum senang, seolah-olah dia sedang melihat gambaran masa depan. Davin yang duduk di sebrang Rizky mengernyit heran.

"Bang, lo sehat?" tanya Davin menyadarkan lamunan Rizky tentang 'Gambaran masa depan' yang sedang dia pikirkan.

"Sehat alhamdulillah." sahut Rizky dengan kekehan khasnya.

Davin hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah Rizky.

Mereka sudah selesai sarapan, kini mereka bersiap untuk berangkat sekolah. Rizky, Alena dan Naya berangkat dengan satu mobil yang sama. Sedangkan Davin berangkat dengan motor nya. Davin berangkat lebih dulu, kemudian disusul oleh mobil Rizky yang meninggalkan halaman rumah Alena.

Sepanjang perjalanan menuju sekolahnya, Naya tidak henti-hentinya bercerita. Entah itu tentang pelajaran, teman sekelasnya, guru yang mengajar atau apapun yang terjadi di sekolah setiap harinya. Diam-diam Rizky tersenyum, Alena dan Naya. Dua orang yang dia punya saat dunianya tidak baik-baik saja, dua orang yang begitu berarti disaat dirinya merasa tidak lagi punya arti, dua orang yang mampu membuatnya bertahan disaat dirinya berpikir untuk menyerah dengan keadaan. Rizky berjanji akan menjaga keduanya sepenuh hati dan tidak akan membiarkan siapapun untuk menyakiti.

Kini mereka sudah sampai di parkiran sekolah Naya.

"Kak Alen, Abang. Naya sekolah dulu yaa, nanti jangan lupa jemput. Naya gak sabar mau cepet-cepet jam istirahat biar bisa pamer sama temen-temen Naya kalo Naya di masakin bekal paling enak!" ucap Naya antusias. Alena yang gemas mengacak rambut Naya.

"Belajar yang bener ya, sayang." ucap Alena tersenyum.

"Iya sayang aku pasti belajar yang bener." bukan Naya, melainkan Rizky yang menjawab.

"Lo tuh ya! Gue ngomong sama Naya!" sentak Alena kesal.

"Kak Alen..." panggil Naya.

"Iya Nay? Kenapa?"

"Ngomong nya Aku-Kamu, bukan Lo-Gue." ucap Naya mengingatkan. Alena menghela nafas.

📍Rizky & Alena [On Going]📍Where stories live. Discover now