11 | pret

11.2K 1.7K 183
                                    

Double update? Nyoh.


No need to worry. Trinda nggak jadi ke IGD.

"Coba tenang dulu. Gimana, gimana? Nggak bisa dikeluarin? Tenggelam?" Mail berusaha menenangkan pacarnya.

Tapi Trinda sudah keburu menangis duluan. "Iya. Benangnya putus, jadi nggak bisa ditarik keluar. Terus tamponnya malah kedorong masuk, aku cari-cari nggak ketemu."

Well ....

"Coba tarik napas dulu." Mail berusaha bersimpati, biarpun sama sekali nggak relate. "Sssh, nggak usah nangis. Ayo aja kalau mau ke IGD. Ngeluarin gitu doang, nggak sampe lima menit. Nggak perlu panik. Cup, cup, cup."

Mail sudah bangkit berdiri, memasukkan dompet dan kunci mobil ke saku celana, bersiap pergi. Tapi Trinda bergeming.

Sambil sesenggukan, dia kelihatan sedang menimbang-nimbang.

Mail tahu persis apa yang berkecamuk di kepalanya.

Ke IGD karena nggak bisa ngeluarin tampon, malunya kayak apa? Lagi mens, terus tembus di luar rumah—meskipun nggak ada yang ngelihatin—aja malunya setengah mampus.

"Trinda, listen. Ada masalah kayak gini, nyari bantuan ke tenaga kesehatan ya wajar. Not embarrassing at all. Pasti banyak kasus lain yang lebih parah, dan nggak sanggup kamu bayangin. It's okay to seek help. Ya namanya nggak bisa dikeluarin, masa mau dibiarin aja? Ayo pergi sekarang. Itu udah berapa jam tamponnya kamu pake? Bukannya nggak bagus kalo didiemin kelamaan? Atau mau coba keluarin sendiri sekali lagi? Kalau masih nggak bisa, baru ke IGD."

Butuh semenit lebih bagi Trinda sebelum akhirnya mengangguk. Sambil menyeka sudut matanya dengan punggung tangan, dia bersuara, "Aku coba dulu sekali lagi."

"Rileks, nggak usah panik."

"Oke."

"Sambil jongkok coba."

"Oke."

"Kalau butuh bantuan, bilang."

Sekali lagi Trinda mengangguk. Lalu berjalan cepat ke kamar mandi.

Merasa iba, Mail memutuskan menyusul, duduk menunggu di pinggiran kasur.

Mendadak, dia merasa de javu.

Emang ada kenalannya yang pernah mengalami masalah serupa?

Woy, anjing! Seketika Mail mingkem.

Pantes aja dia santuy plus sotoy. Dia sudah pernah mengantar ke IGD juga, entah berapa tahun yang lalu. Bedanya, that time is not tampon, but something else. Dan itu terjadi karena kebodohan Mail.

Prosesnya di IGD nggak sampai lima menit. Tapi bonusnya, Mail kena gampar. Dan besok paginya, setongkrongan sudah tahu semua. Wtf, kan? Katanya, yang demen kiss and tell itu cowok? Tapi di kasus Mail malah sebaliknya.

Selepas kejadian itu, Mail udah nggak bisa dapet cewek sefakultas, setongkrongan, maupun se-LKM lagi. Citranya hancur lebur.

Belum selesai Mail berjengit mengingat pengalaman buruknya, pintu kamar mandi terbuka. Trinda keluar dari sana. Dengan muka banjir air mata.

"Nggak ketemu ...." Cewek itu tersedu-sedu.

Dengan satu napas panjang terembus, Mail berjalan menghampiri, merengkuh dan menepuk-nepuk pelan pundak pacarnya itu. "May I?" tanyanya, minta izin.

Jelas butuh waktu lebih lama lagi bagi Trinda untuk mempertimbangkan. "Gloves, ada?"

Mail menggeleng. "No need. Trust me. All you need is to relax and close your eyes. Will you?"


Tapi pendek dan receh. WKWKWKWK.

Dated; Engaged [COMPLETED]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant