random marriage life diaries #1 | when neo and aaliyah are just babies

4.2K 292 53
                                    

NOTE:

Time setting: bertahun-tahun setelah Mail-Trinda menikah


Neo: anaknya Zane-Sabrina

Aaliyah: anak kandungnya Mba Iis-Mas Agus yang lagi diculik sama Bu Trinda




when neo and aaliyah are just babies



"Sekali lagi maaf banget lho Mbak, jadi ngerepotin gini." Trinda sungguh tidak enak hati. "Padahal tadi pagi pas berangkat dari Jakarta, baik-baik aja anaknya. Semangat banget minta dianter ke USS. Udah angan-angan mau nyobain wahana ini itu yang belum pernah dicoba. Eh, baru nyampe, udah lemes. Padahal, makan-minumnya cukup, kayak biasa. Aku pastiin nggak terlalu capek juga—nggak kuturunin dari stroller sama sekali waktu jalan di bandara sama di USS."

Hari ini apes sekali, memang.

Lagi pergi liburan begini, udah syukur kalau jatuhnya nggak riya—karena postingan medsosnya terlihat santai-santai mulu, bikin para ibu rumah tangga lain jadi gerah—eh sekarang malah nyusahin orang!

Trinda bener-bener nggak punya muka.

"Karena di sini panas banget kali ya, Trin? Apalagi kalian ke tempat outdoor gitu." Sabrina, sang nyonya rumah yang tadi bela-belain menyusul Trinda ke IGD supaya tidak panik sendirian, kemudian berinisiatif memboyongnya beserta sang putri kemari, ke rumahnya, alih-alih mengantar Trinda untuk check in ke hotel sesuai rencana, membuat spekulasi. "Walau Jakarta sama aja panasnya, tapi kan Aaliyah jarang main di luar?"

"Iya, sih, Mbak. Tapi, kita tadi tuh beneran belum sempet ngapa-ngapain. Di USS baru ke Jurassic Park doang, Aaliyah udah lemes. Misal udah seharian main di luar sih masih make sense, lah. Ini beneran baru nyampe banget. Aku sampe nggak ngerti lagi, kali ini salahku di mana." Trinda mendesah pelan, melirik putrinya yang kini ada di sofa.

Selain merasa bersalah karena merepotkan Sabrina sekeluarga, dia jelas lebih merasa bersalah terhadap balita itu.

Bisa-bisanya dia membuat Aaliyah tepar karena dehidrasi? Nggak becus amat mengurus anak! Trinda besok mau bilang apa ke masnya? Belum lagi, suaminya sendiri juga pasti kecewa banget kalau sampai tau.

Haruskah Trinda nggak usah bilang-bilang? Kan anaknya juga nggak kenapa-napa. Nggak sampai harus rawat inap segala. Cuma dikasih IV drip dan resep vitamin doang.

Tapi ... bekas jarum infusnya mana bisa luput dari perhatian orang-orang di rumah?

Ah, Trinda menyesal sudah mengiyakan permintaan Aaliyah untuk jalan-jalan berdua saja. Tahu gitu, dia bujuk tuh bayi untuk menahan keinginannya sampai Mas Ismail punya waktu luang untuk mengantarkan mereka!

Mendengar penuturan Trinda tadi, sang nyonya rumah mengangguk-angguk simpati. "Namanya balita emang suka nggak ketebak fisiknya. Ya udah, lo sama Aaliyah nginep di sini aja, ya. Jangan di hotel sendirian. Amit-amit, kalau butuh apa-apa, mending ada temennya, kan?"

Trinda manggut-manggut dan berterima kasih sekali lagi.

Berikutnya, dia harus permisi untuk menerima telepon karena tiba-tiba saja suaminya yang punya sixth sense itu menghubungi.

Saat dia kembali ke ruang tengah setelah ngibul ke suaminya bahwa girls trip hari ini lancar dan menyenangkan, Sabrina menempelkan telunjuk ke depan bibir. Memberi instruksi padanya untuk tidak bersuara. Kemudian ganti menunjuk ke arah sofa, memberitahu Trinda untuk mengintip perlahan.

Di sofa itu, Neo dan Aaliyah sedang selonjoran—selimutan—sambil menonton Tangled, film yang diputar Neo untuk menghibur Aaliyah, atas kesadarannya sendiri.

Aaliyah merebahkan kepala ke pangkuan Neo sambil mengemut jempol tangan dan memandang sendu ke layar televisi. Sementara Neo mengelus-elus pipi adiknya itu biar tidak merengek-rengek seperti bayi.

"So cute." Sabrina menggumam tanpa suara, dan Trinda dengan gercep segera mengeluarkan ponsel untuk merekam momen menggemaskan itu.

Selanjutnya, dua ibu-ibu itu duduk diam di kursi makan sambil menguping pembicaraan anak-anak.

"I need to pee but I'm weak ...." Terdengar Aaliyah mencicit pelan. Agak tidak jelas karena masih sambil mengemut jempol. Tapi yang pasti, anak itu seperti mau menangis.

Seperti biasa, Neo yang minim emosi itu menjawab dengan wajah datar—kontras dengan satu tangannya yang masih mengelus-elus pipi si gadis. "You're literally wearing diapers. Just pee straight away."

"That's embarrassing!" Aaliyah memprotes, mengutarakan kekhawatirannya. Meski tidak kelihatan, para ibu bisa membayangkan ekspresi memelas—plus manja—si bocah. "I'm not a baby anymore! Besides, what if I smell like pee?"

"That's silly." Neo mendesah pelan, tipikal Neo. "Diapers have special stuff to make stinky smells go away. Besides, your aunt can clean you with soap tomorrow morning when you bathe."

Diam-diam Sabrina agak bangga mendengar putranya yang baru kelas dua SD itu mengucapkan hal-hal benar kepada Aaliyah, meski masih dengan template wajah menahan muak.

Agak dramatis dan kontradiktif: Neo selalu berlagak nggak punya kesabaran, tapi sebenarnya—kepada orang-orang tertentu—kesabarannya seluas samudra.

"But what do you think about a four year old who pees in a diaper?" Aaliyah bertanya lagi, penuh harap.

Dengan ekspresi sabar yang terpaksa dimunculkan di wajah, Neo meyakinkan, "Even adults use diapers when they are sick. My Yaya wore them when she was hospitalized. My mom also has a lot of them in her room."

Trinda ikut terkikik mendengar penjelasan Neo yang sok tua banget itu.

Masih kurang yakin, Aaliyah bertanya lagi, "Will you make fun of me someday?"

Neo menggeleng kalem.

"Promise?" Aaliyah memastikan untuk terakhir kali, dan Neo menganggukinya sebagai jawaban.

Dua bocil itu kemudian saling menautkan jari kelingking.

Belum lepas pinky promise mereka, Aaliyah terlihat sedikit ngeden—membuat Neo mengernyitkan dahi, agak jijik—kemudian disusul dengan ekspresi lega, beberapa detik kemudian.

Prahara pipis di diapers pun selesai.

Mamak-mamak akhirnya bisa menghela napas lega di belakang.

[]



PS. Novella Neo-Aaliyah [terdiri dari 8 chapters] versi ABG + pusingnya Bapak Zane dan Bapak Mael menutupi dosa-dosa anak mereka dari keluarga besar, tersedia di Karyakarsa. 

Rate 18+. Link ada di samping ➡️

 Link ada di samping ➡️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"You shaved," gumamnya.

Aaliyah kembali mengangguk. "I did. In your bathroom. With your shaver."

[]

Dated; Engaged [COMPLETED]Where stories live. Discover now