d-10 | when the world revolves around them

8.8K 897 122
                                    

Cek pesan: thmyra008 dapet voucher 5k, Naviz27 2k.




10 | when the world revolves around them



"Lho, masih masuk?" Beberapa hari kemudian, Mas Ismail menegur saat berpapasan dengan Trinda di Nowness.

Trinda baru saja selesai mendapatkan pesanan coffee to go untuk bekal shooting, sedangkan Mas Ismail baru saja tiba.

Sekarang memang sudah H-2 pernikahan masnya, tapi sumpah, Trinda tuh nggak ada kesibukan apapun. Nggak dikasih tugas mulia apapun oleh masnya ataupun oleh calon kakak ipar.

Keluarganya belum tiba di Jakarta. Kalaupun Mbak Safitri mengizinkannya mengambil libur, memangnya dia mau ngapain? Wong Masnya sendiri saja masih masuk kerja sampai besok.

Begitulah kalau yang punya gawe adalah orang yang biasa mengurusi nikahan orang, jadi santuy minta ampun.

"Ngapain aku libur sekarang, Mas? Mas Gusti aja masih masuk kerja."

"Gitu?" Cowok itu tidak ambil pusing. Trinda juga tahu kalau pertanyaannya tadi cuma basa-basi, tapi cewek itu denial—biarlah dia anggap basa-basi Mas Ismail sebagai bentuk perhatian, soalnya pasca camping di Malang memang tidak terjadi interaksi lebih dari ini selama mereka bertemu beberapa kali di kantor.

"Hooh. Yang dari Magelang juga baru ntar sore nyampe Jakarta."

"Ya udah, nanti kalau mau balik cepet, balik aja. Gue udah izinin ke Safitri, kok."

"Oke, thank you. Eh, btw, Mas beneran jadi MC di resepsi ntar?"

"Iya."

"Kok?"

"Apanya?"

"Kok bisa? Aku nggak tahu Mas ada background MC."

Lagi-lagi si cowok cuma pringas-pringis, sama seperti setiap kali dia enggan memperpanjang obrolan.

Memang, nggak semua pertanyaan Trinda mau dia jawab. Males, panjang ceritanya, begitu alasannya kemarin-kemarin. Jadi, kali ini pun Trinda cukup berpuas diri.

"Oke deh. Aku cabut dulu, mau shooting di Karawaci."

"Ati-ati."

"Siap."


~


Sorenya, setelah menjemput keluarganya di airport, Trinda bersama Ibu Harimurti menjemput calon manten paling ganteng dan butuh perhatian sedunia. Minta ditemenin nyalon katanya, mau perawatan dari ujung rambut sampai ujung kuku jempol kaki. Untung Mbak Iis yang punya jiwa hospitality 10/10 sudah melakukan reservasi duluan untuk mereka bertiga, jadi nggak usah susah-susah mencari tempat.

"Besok ibu mau ditemenin ke mana? Kalau nggak mau ke mana-mana, di hotel doang, aku mau masuk kerja daripada ambil liburnya kebanyakan, nanti nggak kelar-kelar magangku." Trinda nanya sekalian memberi opsi yang bijak selagi dia, ibu, dan masnya duduk berjejer di kursi masing-masing. Dia dan masnya sedang menikmati sesi creambath, sementara ibunya sedang di-manicure.

"Nggak ke mana-mana. Kamu kerja aja. Kalau yang lain pengen ngemall, biar pergi sendiri-sendiri."

Trinda senyum.

Dated; Engaged [COMPLETED]Where stories live. Discover now