d-15 | this is how you fall in love

9.1K 815 218
                                    

Pemenang voucher Karyakarsa: ripgianti dan yul_nda 3,5k; ciVelan22 1,5k




15 | this is how you fall in love



Baru saja Trinda memutuskan untuk cepat pergi mandi, biar bisa segera pulang, sensor pintu keburu berbunyi, disusul sosok Mas Ismail muncul dari arah foyer.

Jantung Trinda bergemuruh. Tidak siap bertemu.

Trinda tahu, pergi tanpa menunggu kedatangan tuan rumah amatlah tidak sopan. Tapi kali ini dia sungguh-sungguh nggak tahu harus bersikap bagaimana.

Haruskah sembunyi di kolong stove island dan menyelinap keluar saat Mas Ismail masuk kamar?

Don't be ridiculous, batinnya, berusaha tidak gemetar di tempatnya berdiri.

Sambil menelan ludah, dia mantapkan diri menatap Mas Ismail, yang sedang berjalan lurus melewati dapur sembari menanggalkan dasi dan jas yang dikenakan. Lelaki itu lalu menyampirkan benda tersebut ke sandaran sofa living room, menyisakan kemeja putih slimfit dengan setelan vest serta celana kuning kunyit—warna yang sempat membuat Trinda tercengang selama sepersekian detik tadi pagi sebelum menyadari bahwa yang berdiri di sebelahnya di elevator tersebut adalah Mas Ismail.

Sambil membuka beberapa kancing teratas kemejanya, Mas Ismail kemudian balik badan menghadap Trinda, yang kontan membuat jantung Trinda mau copot karena tidak mengira Mas Ismail menyadari keberadaannya di dapur yang remang-remang.

Beberapa detik berselang, Trinda menelan ludah sekali lagi biar nervous-nya hilang.

Dan lagi—untuk alasan yang lain.

Tadi pagi, dia nggak sempat memperhatikan karena masih hangover, tapi hari ini adalah kali pertama Trinda melihat Mas Ismail dengan jenggot tercukur bersih. Sungguh enak dipandang. Sayangnya, bahkan dia nggak sempat mengagumi apa yang dia lihat itu lebih lama karena si mas sudah berdiri di hadapannya.

Di apartemen Mbak Iis semalam, dia masih bisa bersembunyi di ketiak kakak iparnya. Sekarang, di apartemen Mas Ismail, mau sembunyi di mana?

"Baru bangun?" Si mas bertanya, refleks membuat Trinda menoleh ke belakang, ke permukaan pintu kulkas yang mengkilap untuk berkaca.

Ya Tuhan, harusnya tadi dia realisasikan rencana sembunyi di bawah stove island!

"Iya, Mas." Trinda menjawab seperti orang bodoh. Ingin cepat-cepat kabur pada kesempatan pertama.

Mas Ismail lalu menanyakan hal lain. "Belum makan dari pagi berarti?"

Trinda mengangguk.

"Ya udah, lo mandi, gue cariin makan." Mas Ismail memutuskan.

Hampir saja Trinda mengambil jurus langkah seribu, tapi mendadak ingat sesuatu. "Makanan yang dibeliin Mbak Pia tadi pagi, ditaruh di kulkas katanya, tinggal manasin. Tapi aku belum lihat juga menunya apa."

Setelah mengatakannya, tanpa menunggu jawaban Mas Ismail, cepat-cepat Trinda pamit ke kamar sang tuan rumah untuk mengambil pakaian bersih di lemari. Lalu masuk ke kamar mandi tamu dengan hoodie dan celana training di tangan.


~


Trinda mandi agak lama. Tapi bahkan sampai selesai pun, pikirannya masih belum jernih.

Dated; Engaged [COMPLETED]Where stories live. Discover now