Conversation

514 15 0
                                    

Sore hari yang tenang di sebuah bukit terdapat sebuah pohon besar yang berdiri kokoh dan kelihatannya pohon itu yang paling mecuri perhatian. Bagaimana tidak ? hanya pohon itu yang berdiri sendiri disana, memantapkan akar akarnya sementara disekitarnya hanya ada rumput rumput yang terhampar rapi tanpa ada pohon lain yang menemaninya menikmati indahnya sore ini.

Tapi bukan pohon itu yang menjadi sorotan sebenarnya, melainkan seorang laki laki renta atau mungkin lebih enak di sebut seorang kakek yang sedang duduk di bangku taman yang ada di bawah pohon tersebut. Kakek itu hanya duduk disana, diam, tanpa melakukan hal yang berarti mungkin faktor usia yang membatasinya untuk melakukan hal hal yang dia inginkan namun sepertinya dia memang hanya ingin menikmati hangatnya sinar mentari sore yang membelai lembut kulit kulitnya yang keriput.

Kakek itu memejamkan matanya yang sudah tidak awas lagi, berulang kali dia menarik nafas panjang dan kemudian menghembuskannya perlahan. Tanpa dia sadari sesosok wanita datang menghampirinya.

“Maaf boleh aku duduk disini ?” Ucap wanita itu sopan

“Uhk…uhk… tentu saja boleh nak” Pria tua itu mempersilahkan wanita itu untuk duduk

Wanita itu duduk di sebelah pria tua itu. Wanita yang kelihatannya masih muda dengan wajah yang masih mulus tanpa ada keriput yang menghiasi. Yang mencolok dari wanita itu hanya pakaiannya yang tidak seperti pakaian wanita seusianya, dan dengan warna hitam yang dominan,

“Apa yang sedang anda lakukan disini ?” Wanita itu mencoba membuka percakapan

“Hahaha Aku hanya menikmati hari tuaku disini”

“Apakah aku mengganggumu pak tua ?”

“Tidak kok anak muda, mungkin aku memang butuh teman untuk berbincang”

Wanita itu menatap dalam pria tua itu, sepertinya wanita itu mengenal pria tua tersebut. Ternyata hal itu dirasakan juga oleh pria tua itu, dia merasakan tatapan wanita itu bukan sebuah tatapan iba dari orang yang merasa kasihan terhadap sesosok pria tua melainkan lebih dari tatapan orang yang sudah saling kenal namun baru bisa bertemu.

“Siapakah sebenarnya dirimu nak ? sepertinya kau mengenalku ?”

“Mungkin iya, mungkin juga tidak, tapi yang pasti aku selalu bersamamu selama ini” Balas wanita itu

“Salah satu temanku ? aku rasa teman temanku hampir semuanya seumuran denganku”

“Suatu saat kau akan tau pak, soalnya aku sudah cukup lama menantikan saat seperti ini, saat saat dimana aku bisa berbincang langsung denganmu”

Pria itu semakin heran, namun dia memaklumi hal itu mungkin otaknya sudah terlalu lelah bekerja selama ini dan dia tidak mau membebani otaknya yang sudah tua itu untuk memikirkan hal hal yang berat.

“Hahahaha baiklah nak, apa kau punya sesuatu untuk diceritakan ?”

“Sebaliknya, justru aku lebih tertarik mendengar pengalamanmu pak” Wanita itu tampak antusias

“Benar juga, tapi mungkin ini akan memakan waktu yang lama, jadi maukah kau menemani pria tua ini sedikit lebih lama disini ?”

Wanita itu hanya mengangguk tanda setuju. Pria tua itu pun tersenyum nampaknya dia mulai mengingat ngingat setiap peristiwa yang sudah dia alami untuk dia ceritakan pada penggemar rahasianya ini.

“Baiklah nak ayo kita mulai dari awal”

*****

Namaku adalah Oka, aku terlahir di keluarga yang biasa saja semuanya sangat normal, tidak kaya namun juga terlalu berada untuk dibilang miskin intinya keluarga kami adalah keluarga yang berkecukupan.

Pojok Ambigu Otak KananOn viuen les histories. Descobreix ara