Chocolate

256 8 0
                                    


Hampir di sepanjang jalan aku melihat toko toko yang menjual cokelat dipenuhi dengan anak anak gadis seumuranku. Mereka dengan ceria berdiskusi untuk menentukan cokelat mana yang akan mereka beli.

Bagaimana tidak, mulai dari coklat dengan berbagai bentuk yang imut dan lucu juga kotak cokelat dengan ornamen hati berwarna merah muda yang sangat menarik. Anak perempuan manapun pasti bingung untuk memilih dalam kondisi seperti itu.

"Bil masuk dulu yuk, aku mau beli coklat juga"

"Yaelah ngapain sih ? tadi katanya mau langsung balik" Kucoba untuk menolak ajakan temanku itu.

"Tadinya sih, tapi tiba tiba gw kepikiran buat ngasih cokelat untuk someone kan bentar lagi valentine"

"Udah gede masih aja percaya yang kayak gitu"

"Biarin, yaudah temenin dong, pliiisss" Dia merapatkan kedua telapak tangannya, aku tau apa artinya itu.

"Yaudah deh, tapi gw nunggu diluar aja ya, males di dalem rame"

"Ok deh, bentar ya"

Sial, dengan ini aku yang tadinya bisa menikmati dinginnya AC di kamarku harus tertunda karena temanku itu. Ditengah teriknya sinar matahari yang cukup menyengat memang yang paling rasional adalah bersantai di kamar sambil menikmati es teh manis, sigh, kuharap dia tidak lama di dalam sana.

"Nabilah ?"

"Eh, Andre"

"Ngapain di sini ? gak pulang ?"

Andre, salah satu teman sekelasku bahkan kami duduk sebangku. Pintar, rapi dan rajin, tipikal pelajar yang ideal, itulah penilaianku tentang dirinya. Tidak hanya itu dia juga baik, sopan, dan tutur katanya lembut, khususnya pada wanita.

"Mau pulang bareng ?" Ajaknya

"Enggak, aku bareng temen" Aku menolak ajakan yang sebenarnya sangat dinantikan oleh wanita wanita di sekolahku "Kamu dari mana ?"

"Oh, aku baru pulang les, yaudah aku duluan ya" Dia melambaikan tangannya sambil berjalan menjauh.

Kini aku kembali sendirian, yang benar saja, mau berapa lama sih dia di dalam sana ?. Aku tau dia pasti kebingungan untuk menentukan pilihan, tapi apakah harus selama ini ? sebentar lagi acara favoritku akan tayang nih.

"Nab, sorry lama ya ?" Temanku keluar sambil membawa plastik dengan logo toko itu.

"Kagak, gak mau beli satu lagi ? gw masih betah ni di sini"

"Yaelah gitu aja marah, yaudah yuk balik"

Akhirnya aku bisa meninggalkan tempat ini dan menuju istanaku.

"Lu gak beli cokelat juga bil ?" Percakapan macam apa ini ? tunggu sebenarnya ini sebuah obrolan biasa sih.

"Cokelat ? buat apaan ? lu gak liat pipi gw udah nambah bulet ?"

"Ya buat dikasih ke orang lah" Ah...sudah bisa kuduga akan kemana arah pembicaraan ini.

"Lah enak bener dia dapet cokelat gratis, mending gw yang makan lah"

"Itukan maunya elu doang, lagian asal lu tau ya cokelat itu bisa menyampaikan sesuatu ke seseorang ketika lu gak bisa menyampaikannya dengan kata kata" Sepertinya temanku ini terlalu banyak baca novel novel romantis.

"Ah gw gak percaya ama yang gitu gitu, lagian gw juga ga tau mau ngasih siapa"

"Andre gimana ?"

Pojok Ambigu Otak KananDonde viven las historias. Descúbrelo ahora