Hunter With No Name

393 13 2
                                    

"Akhirnya kau datang juga"

Terdengar suara dari balik kursi yang berada di sebuah ruangan yang gelap. Api unggun yang ada disana menjadi satu satunya sumber cahaya. Suara tersebut berasal dari seseorang yang berada di balik kursi, seorang pria yang cukup tua.

"Tak kusangka kau bisa tiba secepat ini"

Pria tua dibalik kursi itu tetap bicara, seolah olah sedang berdialog dengan seseorang. Tidak ada jawaban atas setiap kata kata yang keluar dari pria itu. Ruangan tersebut masih sunyi dan gelap tanpa ada tanda tanda orang lain berada disana.

"Aku bisa memberikanmu lebih banyak dari yang mereka berikan untukmu" Pria itu meletakkan tangannya di samping kursi yang ia duduki

Tiba tiba terlihat sebuah bayangan pistol yang mengarah ke kepala pria yang ada di kursi itu. Bersamaan dengan itu muncul seseorang tepat di samping kursi yang diduduki oleh pria tersebut. Sosok misterius itu mengarahkan pistolnya ke pelipis pria itu, seluruh badannya tertutup oleh kegelapan, cahaya api unggun hanya menampakkan tangannya yang sedang memegang senjata api.

"Bagaimana ? apa kau tertarik ?"

"Tentu saja, tapi sayang..."

"sayang ?"

"sayang kau tidak menggunakan prosedur yang tepat untuk menggunakan jasaku"
Pria yang duduk di kursi itu tersenyum.

"Ternyata rumor yang beredar itu memang benar"

*Dor*

Suara letusan senjata api terdengar di ruangan itu. Sesosok mayat tergeletak disana dengan lubang dikepalanya. Asap masih mengepul dari mulut pistol yang baru ditembakkan oleh sosok misterius tersebut.
Pintu ruangan tersebut terbuka dan seseorang memasuki ruangan tersebut dan berlari menghampiri mayat tersebut. Sosok misterius yang membunuh pria tua itu sudah menghilang entah kemana, tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.

****

"Hei kau sudah baca koran hari ini ?" ucap seorang pria berkacamata yang sedang berjalan bersama temannya

"Ya, pemilik salah satu perusahaan besar di kota ini tewas" mereka berhenti sejenak, menunggu lampu yang menandakan mereka bisa menyebrang dengan aman

"Apa menurutmu ini tidak aneh ?"

"Apanya ? bukankah sudah bukan hal tabu mengingat kriminalitas di kota ini sudah semakin tak terbendung"

"Benar, tapi aku merasa janggal karena minggu lalu ada orang terkenal lain yang dibunuh, aku rasa pelakunya orang yang sama ?"

"Lalu ?" pria itu heran mendengar perkataan temannya yang sedang membetulkan posisi kacamatanya

"Aku rasa rumor itu benar"

"Ah... kau terlalu percaya pada mitos, sudah lebih baik kita bergegas, bisa kena SP kita kalau terlambat masuk kantor" salah satu pria itu membuang kaleng kopi kosong

Kedua pria itu menyebrangi jalan sambil berlari kecil mengejar bus yang sedang berhenti di sebrang jalan.

Tidak lama setelah kedua pria kantoran itu pergi, seorang laki laki muda memungut kaleng kopi yang dibuang oleh salah satu pria tadi. Pemuda itu lalu membuangnya ke tempat sampah yang berada tak jauh dari sana.

"Dasar manusia jaman sekarang" Pemuda itu memasang earphone dan melanjutkan perjalanannya.

Pemuda itu berjalan menyusuri trotoar. Pemuda dengan badan cukup tinggi namun tidak terlalu gemuk, rambutnya yang berwarna hitam khas orang timur berkali kali bergerak tertiup angin, mata hitamnya menatap lurus kedepan, beberapa kali dia menoleh kesamping untuk melihat betapa padatnya lalu lintas pada hari itu.

Pojok Ambigu Otak KananWhere stories live. Discover now