Hey Ratu

304 13 5
                                    

Aku memiliki sebuah hobi yang aneh, mungkin bagi orang lain hal ini remeh, biasa atau bahkan tak perlu mendapatkan perhatian sedikitpun. Beberapa juga menganggap itu hal yang menarik, tipikal orang cerdas sering melakukannya, orang dengan daya imajinasi liar yang mampu memperhatikan hal sekecil apapun. Yah dengan segala pro dan kontra itu tetap tak mampu mengubah predikat aneh yang secara pribadi ku sematkan pada kebiasaan ini.

Memperhatikan orang, ya, itulah hobiku, kebiasaanku, hal yang meninggalkan rasa gelisah apabila tak sempat kulakukan. Dan hal itu menjadi alasan aku berada di sini, sebuah cafe yang tak terlalu besar dengan harga yang tentunya tak terlalu menyiksa dompet orang-orang sepertiku.

Kira-kira 45 menit aku sudah menghabiskan waktu di sini, menenggak habis dua gelas hot chocolate, menu favoritku. Biar kuceritakan sedikit tentang minuman menakjubkan ini. Tak jauh berbeda dengan coklat panas biasa, hanya saja mereka menambahkan selai cokelat beserta marshmallow sebagai topingnya. Untuk pecinta makanan manis sepertiku hal ini merupakan hal yang luar biasa dan sangat sayang untuk dilewatkan.

"Wah, sudah siap untuk gelas ketiga?" tanya seorang wanita yang berada di balik bar.

"Dengan bonus marshmallow mungkin?"

"Ah, ya sedikit, aku tak mau separuh persediaan marshmallow di cafe ini berakhir di perutmu wahai Tuan pecinta segala hal yang manis." wanita itu berbalik dan menyiapkan gelas baru untuk pesananku.

Yah aku dan wanita itu saling kenal, dia hampir setiap hari menyediakan minuman favoritku. Dia juga secara tidak langsung menjadi saksi akan hobi aneh yang kulakukan, memperhatikan orang lain. Mungkin dia salah satu orang yang menganggap hal itu tak terlalu penting, selama ini dia tak pernah bertanya atau menyinggung apapun alasan aku mampir ke tempatnya bekerja setiap hari.

"Hot chocolate dengan ekstra marshmallow," ucap wanita yang umurnya tak terpaut jauh denganku sambil meletakkan cangkir yang masih mengeluarkan uap panas.

"Makasih." kutambakan seulas senyuman sebagai bentuk apresiasi atas pelayanannya.

"Gak bosen ke sini terus Mas?" tanya wanita itu sambil membersikan bar.

"Oh jadi ngusir nih ceritanya? Oke deh besok aku cari tempat lain."

"Hahaha, bukannya gitu mas, masa iya aku ngusir pelanggan, cuman nyari bahan obrolan aja mumpung lagi senggang." dia meletakkan kain yang digunakan untuk membersihkan bar tadi di tempat yang tak dapat kulihat.

"Yah, alasannya simple sih, karena deket dari rumah sama ini." aku mengangkat cangkir yang isinya belum kuminum sedikitpun.

"Cuman itu? Enggak buat ngerjain tugas, janjian sama temen atau apa gitu?"

"Ah, aku bukan orang yang gampang akrab, tipikal yang sulit membuka obrolan." Yah, mungkin itu mengapa aku begitu menikmati hobiku.

Tiba-tiba seorang pemuda menepuk pundak wanita di hadapanku. Dia membisikkan sesuatu yang membuat wanita tersebut hanya mengangguk.

"Oh oke deh. Mas aku tinggal dulu ya, mau ngambil persediaan di gudang."

Aku hanya melambaikan tangan, melepaskan kepergian orang pertama yang berhasil menginterupsi hobiku. Bukan masalah besar, toh sekali-sekali mendapat teman ngobrol bukan hal yang buruk.

Baiklah, akan kuceritakan sedikit tentang hobi 'aneh'ku ini. Setiap datang ke sini aku selalu duduk di tempat yang sama, tepatnya di bar yang disediakan, hanya karena memiliki bar bukan berarti tempat ini menyediakan minuman keras. Aku suka posisi ini, posisi dimana aku bisa melihat dengan jelas orang-orang yang masuk ke dalam cafe. Biasanya saat ada seseorang yang masuk, aku mulai mencoba menebak apa yang mereka lalui dari ekspresi wajah. Lucu, terkadang ada yang datang dengan senyuman, bercanda dengan teman, tak jarang juga dengan wajah datar seperti tengah mengalami hari yang berat, dan dari sana imajinasiku mulai bermain, mencoba untuk mengarang kisah berdasarkan ekspresi-ekspresi yang kulihat.

Pojok Ambigu Otak KananWhere stories live. Discover now