More Good Days

3.3K 515 153
                                    

mau udahan ngeledeknya. baikan ya, temen-temen :d kemarin cuma teasing, kok! ceritanya bakal lanjut sampai selesai, no worries! tadinya mau terus isengin dan hapus ceritanya dari akun ini, tapi takut glasschild nanti kena mental breakdance aku gakbisa tanggung jawab :p

kalau yang vote dan komen konsisten terus kaya kemarin; (vote 200 + komen di atas 95), aku bakal update cepet terus. meski masih banyak yang ghosting, cuma numpang baca aja, gakpapa, kalian tetep glasschild buat aku! thanku<3

*

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









"Bangsat, Jungkook. Kau benar-benar mesum, sialan!"

Serius, telinga Jungkook terasa semakin panas karena paling tidak dirinya telah mendengar umpatan yang dilontarkan Kim Namjoon selama lima belas menit terakhir.

Namjoon bahkan tak segan dan dengan berani menendang tulang kering betis Jungkook ketika menyaksikan pria tersebut berpenampilan urakan sesaat setelah keluar dari ruangan sang istri. Pria Kim tersebut mendengar laporan dari salah seorang pegawai—yang berniat memberikan berkas penting pada Seulhee, namun gadis itu tak kunjung membukakan pintu ruangannya.

Dan lihat, siapa pelakunya?

Bahkan Jungkook kelihatan tidak bermasalah sama sekali.

Yang diumpati terkekeh, memijat pelipisnya sebelum menyahut, "hyung seperti tidak tahu saja."

"Jangan di perusahanku juga, bajingan. Rumahmu sangat amat besar dan kau memilih mencumbu Seulhee di sini? Kau pasti bercanda."

Ya ampun, semakin ke sini Namjoon semakin gencar mengumpatinya. Jeon Jungkook bahkan lupa kapan terakhir kali dirinya diumpati sebegini parah. Pria di hadapannya pun terlihat sebal bukan main.

Padahal belum kegiatan inti, tapi dia sudah ngomel seperti nenek-nenek. Gumam Jungkook dalam benak.

"Perusahaanmu adalah anak perusahaan, perusahaan milikku, jangan lupa kawan." Jungkook mengoreksi, cukup terlihat sombong kemudian menggedikkan bahu sembari menumpu kaki kiri ke kaki kanannya. Pemuda itu duduk di salah satu sofa panjang ruangan Namjoon, tanpa sadar ia seperti tengah di introgasi karena ketahuan habis mencuri sayuran di pasar. Mendengus, melirik sekilas pada yang lebih tua—terlihat jengkel, Jungkook buru-buru mengibaskan tangannya di depan wajah. "Yang tadi itu ketidak-sengajaan, alr? Lagipula hanya sebatas ciuman biasa, tidak sampai yang itu, kok."

"Sama saja, bajingan."

Jungkook menggedikkan bahu sekali lagi, tersenyum sarkas, membuang pandangan ke sekeliling ruangan Namjoon yang terlihat besar dan mewah, (lebih mewah dan besar ruangan milik Jungkook, omong-omong), kemudian tersadar akan sesuatu.

ShatterableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang