Fragments

3.4K 433 60
                                    

notes:

agak late updatenya krn aku lagi sakit, sekeluarga bahkan. maaf ya!

enjoy ;)


***

Sebagian orang menyukai ide seperti; mengenang kisah lampau yang buruk, menyimpannya apik dalam kepala, kemudian mengingatnya ketika rindu—meski hal tersebut mengoyak kulit hingga rasanya seperti mati berkali-kali. Sebab, jika tidak demikian, kenangan edisi terbatas itu akan lenyap di makan oleh waktu karena dilupakan. Dan Jungkook berada di opsi paling pertama, dia gemar sekali mengingat setiap detil hal remeh-temeh yang terjadi di dalam hidupnya meski hal itu adalah yang paling menyakitkan sekali pun.

Seperti mencintai Seulhee, contohnya.

Tak peduli seberapa patah hatinya di masa lalu karena mengetahui bahwa seorang gadis yang ia cinta—mencintai kakaknya, Jungkook tidak peduli dengan hal tersebut. Ia tetap menyimpan cintanya dengan sabar dan gigih. Tipikal Jeon Jungkook sekali, benar.

Dan jangan salah paham, itu bukan berarti mencintai Seulhee adalah hal yang menyakiti Jungkook. Tidak, tidak benar. Bukan begitu. Sejak awal Jungkook sudah paham konspirasi semesta mengenai; menyimpan, mengutarakan, atau melepaskan. Jungkook perlu memilih salah satunya, tidak boleh egois. Mencintai Seulhee selalu menjadi hal favorit baginya, sebab perasaan meletup-letup dalam dada yang kerap muncul karena senyuman manis yang Seulhee tunjukkan, tawanya yang begitu bebas, wajah rupawannya yang acap kali mondar-mandir mengisi kepala, juga kedua obsidiannya yang begitu cemerlang dan tulus, seolah semesta tengah berkecimpung di dalamnya. Semua itu indah, bagi Jungkook. Apa saja yang menyangkut tentang wanita itu, wanita yang kini menjadi istrinya adalah definisi keindahan dunia yang tidak bisa di dapatkan dimana pun.

Maka Jungkook tersenyum manis sekali saat memegang sebatang mawar putih kering di tangannya. Tak luput dengan beberapa carik kertas sticky notes berwarna biru laut, ia akan memulainya lagi dari awal. Semuanya, semua kebiasaannya, semua hal-hal yang pantas untuk Seulhee dapatkan. Jungkook akan melakukannya lagi.

Lantas melirik sekilas ke arah sang istri yang tertidur pulas dan nampak nyaman sekali (setelah pergulatan panas mereka semalam sebanyak tiga ronde dengan posisi berbeda juga tempat berbeda), Jungkook menahan senyumannya sebisa mungkin. Astaga, seperti jatuh cinta pandang pertama. Terlebih ketika mengingat bagaimana buasnya pria itu semalam, bermain dengan Seulhee di ronde kedua (di depan cermin besar ruang pakaian), memaksa perempuan tersebut untuk melihat wajahnya sendiri yang begitu frustasi, menginginkan Jungkook mengisinya, memenuhinya, membuatnya terbang, wajahnya kembali memanas. Seulhee agak lebih liar semalam, well, meski tetap saja, pemegang kendali adalah Jungkook.

Kau merasakannya, Sayang? Kau merasakan aku di dalammu begitu penuh, hm? Kepala Jungkook memutar sedikit kejadian malam tadi. Jawab aku, Seul. Katakan bagaimana rasanya? Terlalu sesak sehingga tidak bisa membuka bibirmu barang sedetik saja? Terlalu frustasi menginginkan milikku, begitu? Jungkook merinding seketika. The fuck, mulutnya benar-benar kotor dan mesum saat mode ranjang, seperti ada tombol turn on.

Jangan memejamkan matamu, lihat ke depan sana. Lihat Seulhee. Memangnya kau tidak penasaran pemandangan seperti apa yang kerap kusaksikan saat bercinta denganmu? Saat mengukungmu, saat memenuhimu, saat bergerak di atasmu tanpa ampun, saat membuatmu menangis? Bukankah kau penasaran? Lihat wajah frustasimu begitu ingin kumasuki. Begitu ingin aku menggagahimu begini keras, tanpa ampun, membuatmu merengek seperti orang yang kekurangan belas kasih. Lihat, Seulhee. Saksikan bagaimana pemandangan manisku selama ini.

Tetapi saat mencapai klimaks terakhir, saat Seulhee rubuh di pelukannya dan Jungkook menggendongnya ke atas ranjang, saat mereka mengatur napas begitu berat, Jungkook berulang kali mengecupi seluruh sisi wajah sang istri. Mengusap peluh di keningnya, membubuhkan kecupan di pundak dan mengusap lengannya penuh pemujaan serta penghormatan. Berkali-kali bertanya, aku berlebihan? Apa aku menyakitimu? Ada yang sakit? Kubersihkan dirimu dulu lalu kita pelukan ya. Dan juga, aku mencintaimu, kau hebat dan mengurasku, Sayang. Selalu seperti ini, semanis ini. Jungkook dalam mode panasnya memang sedikit lebih bringas tanpa ampun. Tetapi itu hanya ia tunjukkan sebagai love language dan mengetes seberapa jauh batasannya terhadap Seulhee saat bercinta, tidak lebih. Karena sejauh ini pun, Seulhee tidak pernah keberatan soal itu.

ShatterableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang