Shattered

3.4K 611 132
                                    

yang belum follow akun wattpad aku hayo coba follow dulu baru komen/vote dan baca ceritanya! masa ndak follow akun yang nulis shatterable, sih? aneh :p ngambek entar aku kalau tau pembacanya aja nggak follow akun ini:((((

nanti di bawah ada notes jangan lupa di baca, ya, glasschild! btw aku update cepet karena seneng sama komenan kalian di chapter sebelumnya. kalian mulai paham ceritanya padahal aku mikir tulisanku ancur bgt:(

makasih, ya, udah balikin percaya diri aku!

happiest reading? sabuk pengamanannya pake dulu!

*

"don't despair if your relation has been through a lot of tears, and problems.
sometimes, that’s how beautiful life are remade; they are shattered first.

*











Kemudian, bak lonceng yang berdengung nyaring, menulikan pendengaran, menyesakkan isi kepala, tanda-tanda kehancuran menyingsing naik dan semakin terlihat jelas.

Barangkali memang hanya senja yang paham bagaimana ia merancang kepergian dengan elegan tanpa harus ada yang merasa kehilangan dan selalu menjadi yang paling di rindukan, kehadirannya. Sebab, hari demi hari semakin jarang melihat presensi pria tersebut membuatnya merasa begitu kosong dan sangat hampa. Fakta lain yang belum terungkap juga adalah tentang sebagian dirinya yang mulai percaya bahwa kutukan dua bulan pernikahan itu benar adanya.

Meski tahu, meski paham, rasanya seperti hati serta isi kepalanya menolak untuk menerima. Berkali-kali abai dan acuh.

Jungkook tak berbohong tentang ucapannya dua minggu lalu; bahwa pria itu akan jarang sekali berada di rumah.

Hari ke tiga kembali (setelah ucapannya malam itu), Jeon pulang dalam keadaan mabuk dan bau semerbak asap rokok memekik, memeluk tubuhnya begitu kuat. Terjaga di kemudian hari dan bersikap seolah tak ada yang terjadi serta perempuan Ryu tersebut tahu bahwa Jungkook tak ingat apa-apa. Ia takkan mengingat kekacauan apa yang telah dirinya perbuat. Muntahan, baju yang berantakan, beberapa lembar laporan dari J'logistik yang bercecer tak karuan. Seulhee bahkan baru bisa kembali ke kamarnya ketika pukul tiga dini hari.

Hari-hari berikutnya tak menunjukkan harapan bahwa akan ada kebaikan yang menghampiri keduanya. Empat hari, lima hari, enam hari, Jeon kembali seperti angin musim panas yang membuat sesak. Udara yang ia bawa bersamanya tidak memberikan efek sejuk. Malahan seperti ada kobaran api yang menyala-nyala dalam tubuhnya.

Hal tersebut persis seperti detik ini. Dimana ketika bunyiㅡbippada pintu masuk, mendadakan seseorang baru saja mengakses ke dalam rumah, Seulhee tahu bahwa dewa musim panas telah pulang. Akhirnya pemuda itu kembali setelah nyaris sepuluh hari meninggalkan rumah. Raut wajahnya seakan merobek rasa sakit dalam memori yang samar.

ShatterableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang