Her Promise

3K 539 68
                                    

anak-anak kacaku yang cantik, mana janjinya! kan di awal cerita udah deal kalau kalian gak akan pecah?! :p tepatin donggggg gengs, hahaha.

ceritanya gak sedih-sedih amat kok! aku aja yang nulis nyengir... sambil nangis. wkwk engga, bercanda

ini beneran biasa aja, lho. gak sedih!

aku seneng shatterable banyak yang sayang. makasih ya glass-child! kawal terus ceritanya biar gak rubuh skskksks

happy reading! jangan lupa vote komen biar aku rajin update!

jangan pecah, ya, glass-child! - Jeongguk.


***




"Baiklah kita lihat, adik cantikku terlihat lebih bahagia sekarang." Seokjin mengulurkan satu buah kaleng soda pada Seulhee. Tersenyum manis sebelum duduk di hadapan si gadis. "Coba katakan pada Kakak, apa yang membuat adikku mendadak tersenyum begini, um?"

Seulhee hanya membalas tatapan Seokjin dengan gelengan dan kekehan kecil. Ia juga tak tahu apa alasan terbesar dirinya tersenyum begitu cerah.

Apa karena pagi tadi ia terjaga dengan keadaan memeluk Jungkook? Begitukah?

Seulhee tidak begitu yakin.

Omong-omong tentang pernyataan Jungkook dua hari lalu, keduanya hanya berakhir sama-sama menangis sebelum akhirnya kembali ke rumah dengan kedua mata sembab dan hidung memerah. Itu lucu, dan bahkan Jungkook juga tertawa setelahnya. Mengusap pipi Seulhee dengan ujung bajunya dan membiarkan sang istri mengusap ingus di baju Jungkook.

Tidak ada yang benar-benar membahas kejadian malam itu sehingga keduanya hanya berpura-pura seolah tak ada hal besar yang terjadi. Meski Seulhee berpikir sejak malam itu, Jungkook berbeda.

"Apa kalian baik-baik saja?" Seokjin bertanya lagi.

Seulhee mengangguk, "kami baik-baik saja, Kak."

"Jungkook tidak melakukan sesuatu yang aneh, 'kan?"

Alis Seulhee berkerut. Apa maksudnya? "aneh seperti apa?"

"Uh-oh... t-tidak. Maksudnya kau tahu, dia 'kan kerap berlaku konyol. Maksudku, ya, um... baiklah mari kita lupakan percakapan bodoh ini." Kim Seokjin buru-buru menyela. Akan sangat bodoh baginya untuk memulai percakapan di luar topik.

Seokjin tak ingin menghancurkan mood Seulhee.

Seulhee sendiri tak menangkap hint apa pun sehingga yang ia lakukan hanya balik mengangguk—menyetujui Seokjin untuk mengakhiri percakapan bodohnya.

"Aku mulai membutuhkan Jungkook lebih banyak." Seulhee mengakui setelah memberi jeda beberapa detik.

Kim Seokjin terpaku pada ucapan si gadis.

ShatterableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang