A Chance Card [Last]

3.9K 321 71
                                    

finally, we're come to an end, temen temen! idk what to say, but thank you. yang paling serius dan tulus. makasih, ya temen temen semuanya. kayanya shatterable paling banyak trouble sih, sejak awal haha. 4kali aku unpub ini cerita, ganti ganti prologue, sudut pandang, udah setengah, unpub lagi. sampe ada yang negur di dm, di wall HDHDHD. im so sorry for the person i was, ya.

also if it's weren't for you, kayanya ceritanya bakalan membusuk aja di draft. but guess, here we are! udah di akhir cerita<3

buat yang nemenin dari awal, pembaca baru, semua muanya, yang ikut pre-order juga. yang rajin komen, vote, atau yang sekedar singgah tanpa jejak, still, thank you, really.

i love you, temen temen. and its always.

ps. PO 2 sampai tanggal 23 ya, xoxo!

***

"what a plot twist you were?" someone whispers, asking with curiosity

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"what a plot twist you were?" someone whispers, asking with curiosity.

"to gotten chance even though i've been hurt her that much," he said with his purest smile while holding tight her hands.


**

PERNAHKAH kau bertanya mengapa dunia tidak menjadi baik meskipun kau sudah melakukan banyak kebaikan? Kalau pernah, sudahkah kau mendapatkan jawaban atas pertanyaanmu itu? Jika sudah, kau benar-benar harus bergegas pergi sekarang dan menyampaikan jawabannya pada Seulhee sebab wanita tersebut butuh jawaban atas pertanyaan yang nyaris membeku dalam kepalanya sejak beberapa bulan belakangan. Makhluk fana yang rentan sepertinya benar-benar akan kewalahan hanya karena satu pertanyaan krusial tersebut. 

Kemudian tatkala irisnya memandang satu sosok yang tengah terduduk di karpet beludru ruang keluarga dan memandang serius ke tayangan acara variety show di depan sana, Seulhee mendadak tersenyum pedih. Hatinya nyeri berkepanjangan. Di sisi lain ia dan Jungkook perlu sembuh untuk hati mereka masing-masing, di sisi lain baik Jungkook maupun Seulhee masih sama-sama membutuhkan satu sama lain. Masih butuh penopang untuk satu sama lain. Masih butuh pelukan yang kerap dibagi supaya bisa terlelap lebih cepat. Masih butuh mendengar suara masing-masing. Jungkook dan Seulhee tidak bisa menghilangkan kebiasaan-kebiasaan tersebut. 

Jadi, setelah belasan malam terlewati dengan sisa kewarasan yang hinggap dalam kepala, akhirnya Seulhee memutuskan. Mereka harus tetap berpisah. Surat perceraian tuntutan ibu Jungkook masih harus dilaksanakan. Dan mungkin… mungkin Seulhee akan membiarkan Jungkook mengambil anaknya nanti. Jika memang sejak awal itu yang ia inginkan. Seulhee akan memberikannya.

Jika itu bisa membuat semuanya menjadi selesai. 

"Kau tahu, Seul. Lee Kwangsoo nampak sangat idiot di sana. Tapi dia benar-benar lucu." Jungkook terkekeh lagi. Ia bisa merasakan tangan Seulhee yang tengah duduk di atas sofa mengusap helai rambutnya lembut. "Jihyo harus memukul kepalanya sekarang." Lagi-lagi kekehannya menggema.

ShatterableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang