Too Much?

3.2K 526 130
                                    

aku mau tanya dong. semisal aku rekomen glass-child lagunya;

duncan laurence - arcade

buat chapter kemarin sama chapter ini, kalian pada marah ngga kira-kira sama aku? sksksk :p

buat chapter kemarin sama chapter ini, kalian pada marah ngga kira-kira sama aku? sksksk :p

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ada perasaan menggelitik yang menyenangkan ketika pagi menampakkan diri, obsidian perlahan terbuka, hal yang pertama Seulhee lihat dan saksikan lelapnya adalah sosok pria yang alam semesta tahu bahwa dirinya begitu tampan dan layak untuk di puja.

Untuk pertama kali dalam nyaris hitungan tiga bulan pernikahan, Seulhee memandangi Jungkook sebegini dekat. Aroma tubuh mereka seperti berbaur dan menyatu. Wajah mereka begitu dekat bahkan, hidung keduanya bersentuhan dan Seulhee mau pun Jungkook terlihat tidak keberatan sama sekali. Jungkook juga sangat nyaman dalam pejaman matanya. Barangkali sejak semalam Jungkook tak sekali pun melepas pelukannya pada pinggul Seulhee.

Ujung jari telunjuk si gadis menyentuh hidung Jungkook, mengetuk di sana—kelewat pelan sebanyak dua kali. Terkekeh kecil merutuki kebodohannya sendiri karena ia jelas tak tahu apa yang tengah ia lakukan. Jemarinya turun ke sisi rahang Jungkook, mengelus di sana dengan punggung telunjuknya sebelum berbisik, "tampan sekali, Jeon Jungkook."

Well, jangan terlalu kaget, sebetulnya siapapun tahu bahwa wajah Jungkook begitu sempurna bak dewa di atas langit. Seulhee hanya tidak pernah menunjukkan saja kekagumannya terhadap maha karya Tuhan yang satu ini.

Aku berjanji akan mencintaimu dengan cara yang paling benar, sekarang. Aku berjanji akan menjadi istri dan wanita yang baik untukmu. Aku berjanji akan menjagamu mulai sekarang.

Tolong bertahan denganku, ya, Jungkook?

Ini sulit, tapi aku akan berusaha lebih dari yang kulakukan kemarin.

Tanpa sadar Seulhee tertegun sendiri atas semua kalimat-kalimat bisunya dalam hati. Tapi sungguh, Seulhee akan berusaha sekarang. Ia berjanji tak akan menyakiti Jungkook lagi.

Kemudian, sesaat tak terduga, iris Jungkook terbuka perlahan. Melihat Seulhee yang sedang menatapnya dengan pandangan sulit. Pelan-pelan mengerjap dalam ketidak-mengertiannya sebelum menyadari bahwa telapak tangan sang istri kini bertengger di atas rahangnya. Jungkook sungguh tidak paham namun ia menyukai sensasi serta momennya.

"Selamat pagi?" Seulhee berujar tipis.

Jungkook mengerjap lagi.

"Aku bermimpi?" tanya si pria begitu polos.

"Mimpi? Apanya yang mimpi?"

ShatterableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang