Prologue

13.9K 828 26
                                    

True love is accepting the responsibility of carefully handling another's fragile heart.

ㅡJH Hard

***

Waktu itu salju di bulan Desember menyelimuti seluruh kota Daegu hingga membuat masyarakat setempat kesulitan menjalani aktivitas yang seharusnya. Terlambat berangkat ke kantor, beberapa remaja kesulitan mendapat bus ke arah sekolah mereka masing-masing, dan sisanya adalah pedagang kaki lima yang harus dengan sukarela meliburkan toko sebab cuacanya menyulitkan pengunjung hingga mereka nyaris bangkrut.

Tetapi untuknya--gadis bermarga Ryu tersebut, hal remeh-temeh seperti ini justru sangat menyenangkan. Mungkin dalam beberapa alasan bagus baginya, ia jadi tidak perlu bangun terlalu pagi hanya untuk mengurus keperluan meeting sebab cuaca buruk ini mampu di andalkan sebagai alasan. Dan, ya, tentu, Seulhee jadi punya lebih banyak waktu untuk bergelung di atas kasur, bermalas-malasan, memikirkan banyak hal yang harus diperbaiki sampai memikirkan seseorang yang kini baru saja merampungkan mandinya.

Aroma bunga peony, geranium, mawar Turki, dan freesia, dengan sentuhan raspberry dan musk menguar di seluruh penjuru ruangan. Wangi dari sabun yang kerap pemuda itu gunakan selalu membuat Seulhee lemah tak berdaya. Rasanya benar-benar memabukkan. Si gadis tidak tahu apa alasan jelas pria disana menggunakan sabun luxury dengan aroma kuat seperti itu. Baunya seolah dia siap menangkap serta menghabisi banyak gadis molek seharian penuh di dalam kamar dengan berbagai macam gaya.

Sial. Apa yang baru saja kupikirkan?!

Melihat bagaimana cara Jungkook berjalan ke depan lemari hanya dengan balutan handuk sebatas pinggang kemudian rambutnya yang masih senantiasa meneteskan air, harusnya Ryu Seulhee tahu bahwa suaminya sangat sempurna. Kemudian buruknya barangkali ketika menyadari yang menikah dengannya adalah wanita konyol sepertinya.

Menahan napas, Seulhee menggigit bibir saat memori usang di dalam kepala membawanya kembali menyusuri momen dimana Jungkook bersumpah di atas altar sembari menyebut namanya.

Pernikahan itu bukan kemauan dari masing-masing pihak, tapi bukan pula paksaan. Hanya kedua orang tua mereka menyarankan demi kebaikan, katanya.

Ada sebuah batas besar di antara Jungkook dan Seulhee. Tidak melakukan apa-apa selain berbicara kalau perlu. Kamar mereka juga terpisah, kalau yang satu ini Seulhee yang memintanya. Sedang Jungkook sendiri, dia adalah pihak yang selalu mengatakan; baiklah, kau bisa menggunakan banyak waktu, tidak perlu terburu-buru.

Namun semua orang jelas tahu bahwa kesabaran bagi cinta yang bertepuk sebelah tangan memiliki batas. Sama halnya seperti yang Jungkook lakukan.

Pemuda itu berubah layak gumpalan awan terang di siang musim gugur, menjadi sebuah gumpalan awan hitam pekat yang mematikan di malam musim hujan.

Barangkali dia jenuh,

barangkali batas kesabarannya sudah lenyap,

barangkali perasaan cintanya pada si gadis pun telah habis di makan oleh waktu.

Hingga waktu berjalan begitu cepat dan mudahㅡtepat dua bulan setelah pernikahan, mereka pecah. []

This fanfiction writen only for entertainment purpose

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

This fanfiction writen only for entertainment purpose. All idol names as example bangtan member names are belong to BigHit Entertainment. And this story is pure author's imagination. No part of this story reproduced in any work, like photocopying or other without the prior writen permission of the author.

-Acy

ShatterableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang