Chapter 17 : Sweet

2.7K 497 95
                                    

[Song : Sandeul - I Feel You]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Song : Sandeul - I Feel You]

***

Jalanan Myeongdong terasa sesak seperti biasanya. Jimin menggandeng tangan Jiae selagi berjalan kaki menyusuri pelataran toko. Suara tawa, obrolan orang-orang yang berlalu lalang, dan musik terdengar dari berbagai penjuru, melengkapi suasana malam ini. Jiae berhenti sejenak ketika mereka hampir melewati sebuah toko aksesoris. Maniknya melirik ke dalam melalui kaca toko lantas meremas jari-jemari Jimin sehingga pria itu ikut menengok.

"Dia terlihat sangat menggemaskan," gumam Jiae.

"Siapa?" Jimin mengerutkan kening sambil mencermati seisi toko tersebut kemudian mendapati jari telunjuk Jiae menekan permukaan kaca sambil tersenyum.

"Kiiroitori." Jiae berujar singkat. "Boneka yang ada di samping Rilakkuma."

"Maksudmu boneka bebek itu?" Jiae segera melirik sinis ke arah pria di sampingnya sambil menganjurkan bibir.

"Itu burung."

Jimin hanya melantunkan kata "oh" kemudian menatap Jiae intens dan menyadari tatapan antusias wanita itu ke arah deretan boneka yang terpajang pada rak. "Kau mau?" tawarnya tanpa pikir panjang.

"Tidakkah aku terlalu dewasa untuk mengoleksi boneka?" pikir Jiae, masih memandangi dari balik kaca disertai bibir mencebik. Jimin langsung mematri senyum sebelum akhirnya menarik Jiae untuk mengikutinya. Mereka memasuki toko tersebut dengan langkah lebar sehingga membuat Jiae mendongak dan menatap Jimin gugup.

"Ambil yang kau suka," ujar pria itu lantas Jiae mengerjap refleks beberapa kali, terlihat bingung sekaligus tak yakin.

"K-kau serius?" tanyanya guna memastikan dan Jimin segera mengangguk cepat disertai iringan senyum kecil. Pria itu menelusupkan kedua tangannya ke dalam saku celana seraya mengamati Jiae yang mulai sibuk memilih boneka sambil tersenyum ceria.

Rasa bahagia memancar jelas dari wajah Jiae, seketika membuat Jimin merasa lega. Pria itu mendekat lalu menoleh untuk memandangi sisi wajah wanita di sampingnya. "Bolehkah aku ambil yang ini?" Jiae menunjuk ke arah salah satu boneka sambil menatap Jimin sekali. Pria itu segera mengangguk, lalu melihat Jiae menunjuk boneka lainnya disertai tatapan riang seperti seorang gadis remaja yang tengah melakukan kencan bersama ayahnya.


Ketika kedua insan itu sampai di mobil, tanpa terasa malam pun beranjak kian larut. Jimin menatap arloji di tangannya kemudian beralih memandang Jiae yang baru saja selesai memasukkan tiga bonekanya di jok kedua bahkan sampai membentangkan seatbelt agar boneka-boneka itu dapat duduk dengan baik. Senyum Jiae terukir manis ketika manik cokelatnya bertemu dengan manik jelaga Jimin yang memandangnya hangat.

Perlahan senyum Jimin mulai merekah dan saat dirinya tersadar bahwa mereka harus segera pulang, ia datang ke arah Jiae dan membukakan pintu di sisi kanan. "Akhir-akhir ini Bos selalu menyetir untukku," kata Jiae sungkan.

Trapped by LoveWhere stories live. Discover now