Chapter 12 : Complicated

3.7K 650 93
                                    

[Song : Camila Cabello - Living Proof]

***

Jimin menggumam erotis tatkala merasakan ciuman Jiae yang tak lagi teratur. Kedua tangannya memeluk lekuk pinggang wanita itu dengan disertai remasan lembut. Saat dirinya menyadari Jiae menyerah dan melepaskan ciuman secara terburu-buru, ia tersenyum sambil mengurai napas tersengal-sengal. Meski faktanya ia ingin ciuman itu berganti menjadi aktivitas yang lebih menyenangkan, Jimin tetap saja berusaha menahan diri. Jiae pun demikian, kelihatan tetap berhati-hati darinya. Jimin tidak melihat wanita itu berniat untuk terlihat rendahan di hadapannya.

Kedua tangan Jimin bergerak dan merangkum sisi wajah Jiae lembut saat wanita itu menatapnya lekat usai berhasil bernapas dengan baik. Jimin menyukai sesi yang baru saja berlalu. Ciuman Jiae membuatnya melayang seperti habis memakai narkotik. Ibu jarinya mengusap pipi Jiae pelan dan tenang disertai tatapannya yang meneduhkan.

Saat Jimin berpikir tentang betapa menariknya Jiae, satu pertanyaan pun muncul di kepalanya. Mengapa waktu itu Namjoon membatalkan pernikahannya dengan Jiae? Apa yang membuat pria itu merasa kekurangan? Padahal ia yang masih asing dapat merasakan ketulusan yang Jiae tawarkan padanya.

"Kenapa?" tanya Jiae lembut saat memahami arti tatapan Jimin yang sepertinya tengah menerka sesuatu.

Jimin tersenyum kecil. "Pria yang pernah mencampakkanmu sepertinya tidak punya otak, ya." Sambil bicara demikian, Jimin mengusap kening Jiae, menyingkirkan helai rambut yang menghalangi pelipis wanita itu. Jiae hanya menyungging satu ujung bibirnya dan tak berkomentar apa pun. Sentuhan Jimin membuatnya merasa nyaman sehingga ia ingin memejamkan mata. "Kau kelihatan lelah. Beristirahatlah di kamarku."

"Lalu di mana kau akan tidur?"

Jimin mengedikkan bahu dan tersenyum lebar. "Aku bisa tidur di mana aku mau. Semua tempat di apartemenku terasa nyaman."

"Barusan aku berpikir apa kau juga bisa tidur di kamar mandi," kata Jiae, mengundang dengusan tawa dari pria di hadapannya.

"Aku sering ketiduran di bak mandi saat aku berendam sambil minum anggur."

Jawaban itu memancing tatapan tak senang sekaligus dengus napas panjang dari Jiae. "Itu tak baik untuk kesehatanmu."

"Aku akan baik-baik saja," ungkap pria itu sambil mengusap-usap puncak kepala Jiae diiringi senyum manis dan usapan itu membuat Jiae merasa dikasihi oleh seorang pria. Setiap hal yang ia lakukan bersama Jimin malam ini terasa sangat menyenangkan. "Aku akan mengantarmu ke kamar." Jimin menggandeng pergelangan tangan Jiae dan menuntun wanita itu agar segera mengikutinya.

Di sampingnya, Jiae tengah menyulam senyum lebar sambil menyorot ke arah tangan mereka yang bergandengan lalu hati-hati ia menyatukan jari-jemari mereka dan mendapati Jimin tidak merasa keberatan akan hal itu. "Akan kurapikan sedikit," ujar Jimin saat mereka sampai di kamar dan langsung mendorong pintu lebar-lebar.

Trapped by LoveWhere stories live. Discover now