Chapter 19 : Intense

2.9K 506 100
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Lampu disko yang berwarna-warni melintas di pandangan Jiae silih berganti sepanjang dirinya memaku tatap pada sosok Park Jimin. Tubuhnya membeku di tempat duduk hingga tungkai kakinya lemas dan tak mau diajak bekerja sama untuk bangkit. Dia mengepalkan tangannya, menangkap kekecewaan berpendar di wajah Jimin lalu melihat pria itu mulai meniti langkah melewati beberapa pengunjung. Saat Jiae hendak menyingkir dari kursi yang ia duduki, tiba-tiba saja ia merasakan lengannya dicengkeram dan ditarik kuat sehingga kepalanya menoleh cepat lalu secara mendadak tubuhnya hilang keseimbangan kemudian limbung menuju Yoongi.

Menyadari insiden itu terjadi secara begitu tiba-tiba sekaligus mengejutkan, kelopak mata Jiae segera terbuka lebar terlebih saat dirinya tahu jarak yang tersisa antara wajahnya dan Yoongi begitu tipis. Dalam sepersekon berikutnya, jarak sekian milimeter itu tak ada artinya lagi begitu tangan Yoongi menjalar ke pundaknya dan memandu ia untuk merunduk lebih rendah sampai bibir mereka bertemu, membuat seseorang yang kini tengah menuju kepada keduanya tak mampu menahan umpatan mengudara keras.

Langkah kaki Jimin yang tadinya masih terasa cukup lambat kini berubah menjadi gerakan berlari seakan-akan pemandangan di depannya menantang untuk dicekik. Jiae masih stagnan dengan tangan mengepal kuat. Tapi setelah berhasil mengembalikan kesadarannya, dia menyingkir dengan cepat dan mendorong bahu Yoongi hingga tiba-tiba saja satu hantaman keras mendarat pada rahang Yoongi dan membuat pria itu terjungkal jatuh dari kursi.

"Bajingan! Pikirmu siapa kau bisa mencium Jiae seenaknya?!" maki Jimin disertai rasa murka yang hebat. Beberapa saat kemudian dua orang petugas keamanan datang karena mendapat laporan keributan, membuat Jimin bergegas meraih tas di meja bar dan menarik pergelangan tangan Jiae tanpa berpikir panjang. Dia berjalan cepat menghalau keramaian di depan mereka dan cengkeramannya pada pergelangan tangan Jiae terasa lebih erat daripada sebuah simpul tali untuk mengekang.

"Jim⸺aku bisa menjelaskannya padamu⸺tolong berhenti," mohon wanita itu saat mereka telah berhasil keluar dari klub malam sambil berusaha melepaskan cekalan pada pergelangan tangannya yang terasa sakit. Jiae memberontak dan membuat Jimin menariknya semakin kuat. "Lepaskan tanganku Kak! Kau menyakitiku!" teriak wanita itu akhirnya karena merasa tak tahan lagi diperlakukan seperti hewan peliharaan untuk digiring. Jimin mengabaikan teriakan itu dan tetap menarik Jiae. Kemarahan terlihat sangat jelas di wajahnya dan Jimin sama sekali tak berniat menyembunyikan reaksi tersebut.

Sesampainya di mobil, tangannya langsung menekan tombol buka pada kontak mobil dan segera menarik tuas hingga pintu mobil terbuka lebar. Sejenak tatapannya dan Jiae bertemu⸺sama-sama terlihat masam.

"Masuk," titah Jimin terdengar dingin. Jiae menekuk bibir bawahnya dan menggigit tanpa sadar. "Masuk ke mobil Shin Jiae atau aku akan memaksamu."

Kelopak mata Jiae terasa memanas saat mendapati tatapan tajam Jimin lalu pada akhirnya memilih untuk berhenti mengudarakan perdebatan yang akan memancing perhatian di sekitar mereka. Jiae pasrah dan langsung masuk ke dalam mobil sebelum pria itu akan semakin marah padanya kemudian rungunya mendengar suara pintu mobil dibanting keras sampai membuatnya terkejut.

Trapped by LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang