Chapter 23 : What If

3K 362 250
                                    

🎶 Lady Antebellum - What If I Never Get Over You

Yuhu sayang-sayangnya JimJi! Long time no see ya :( kangen banget update di sini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yuhu sayang-sayangnya JimJi! Long time no see ya :( kangen banget update di sini. Masih pada nungguin kan?

Dengerin backsoundnya ya :) agak jahat tapi lagunya memang menggambarkan situasi JimJi saat ini.

Btw, aku masih mengharapkan dukungan untuk cerita ini. Semangatin aku ya :) siapa tahu nanti kita bisa ketemu JimJi dalam bentuk buku buat dipeluk-peluk dan dibucinin. Penuhin kolom komentarnya sampai 200 yuk! Votenya terserah berapa aja mah, yang penting kamu suka dulu sama cerita ini. Thank you! 😗

Happy reading! 😼

***

Pemandangan pertama yang Jiae temukan ketika kembali ke mansion adalah penampakan akan sosok Jihwan yang menyedihkan. Dengan raut wajah kesepian dan sorot mata kosong, wanita itu berdiam diri di sofa. Kedua kakinya berselonjor tanpa daya dan bayangan hitam di bawah matanya terlihat mengerikan. Jiae merasa seakan-akan dirinya tengah menyaksikan seorang pasien dengan diagnosis gangguan mental terkurung dalam sebuah ruang isolasi. Jihwan bahkan tidak menyadari kehadiran Jiae karena terlalu larut dalam lamunan dan saat wanita itu mulai menempatkan kepala pada lengan sofa, dia mulai memejam disertai semburan napas panjang sebelum akhirnya mulai menyelami bunga tidur.

"Dia baru saja mengkhawatirkanmu."

Sebuah suara maskulin seorang pria membuat Jiae tersentak kaget sebelum akhirnya mendapati sosok itu mendekat ke arah Jihwan. Melihat penampilan Kim Jungkook yang kini mengenyakkan bokongnya di sebuah sofa tunggal tak jauh dari keberadaan Jihwan, Jiae meyakini bahwa pria itu bahkan belum sempat pulang ke kediamannya untuk sekadar mengganti seragam kerja. Pria itu bisa jadi habis merokok. Penghidu Jiae yang tajam bisa menghirup udara kotor di sekujur tubuh Jungkook.

"Jihwan tak akan mendengar pembicaraan kita. Dia selalu tidur nyenyak setelah minum obat tidur," jelas Jungkook tenang. Sekujur tubuh Jiae mengalami tegang dalam sedetik. Mendengar pernyataan Jungkook barusan, mendadak Jiae merasa sangat tolol karena tak mengetahui apa pun tentang kakak perempuannya. Jiae memeluk dirinya sendiri dan masih memandangi wajah lelah Jihwan.

"Sejak berapa lama?" tanyanya dengan suara tercekik karena berusaha menahan gejolak marah dan sedih dalam benaknya.

"Sejak ibu kalian meninggal, mungkin. Aku tidak tahu pastinya. Aku juga tidak tahu mengapa aku bisa terjebak dengan wanita sepertinya," kata Jungkook seraya menyeringai tipis. Kata-kata itu membuat Jiae merasa agak jengkel, seakan-akan Jungkook tengah berusaha menghina dan menyesali keputusannya dalam menjalin hubungan bersama Jihwan. Jungkook mengangkat wajah lalu mengamati perubahan signifikan yang terjadi di wajah wanita muda itu. Bibirnya melekukkan senyuman berat namun terkesan tulus. "Dia rapuh dan tak sesuai tipe idamanku. Tapi aku tak bisa mendefinisikan perasaanku selain berpikir bahwa aku jatuh cinta padanya."

Trapped by LoveWhere stories live. Discover now