[2] Fantasy : La La Love - NCT DREAM [✓]

Lv. 13

"Kenapa bunga matahari?"

Cecil terkekeh, ia menyerahkan sebuah sapu tangan pada Haikal. "Soalnya cari yang gambar matahari susah. Udahlah terima aja. Ini kado dari gue, tanda pertama kali kita bertiga jalan bareng."

"Tapi ini cewek banget, Cil."

"Si Nana gue kasih kaos kaki dragon ball nggak protes. Yang penting tuh filosofinya."

"Momen langka Cecil ngomongin filosofi," celetuk Naga.

Ketiganya berada di kafe yang ada di atap sebuah gedung. Menatap langit malam sambil menyeruput segelas minuman hangat.

"Kalau matahari tuh susah digapai," kata Cecil, "lo deket-deket dia langsung berubah jadi abu. Jual mahal banget. Ya, meskipun sinarnya emang berguna buat manusia. Tapi kalau bunga matahari beda. Selain bunganya yang cantik dan bisa tergapai tangan manusia, gue bisa makan kuaci juga karena bunga matahari."

"Nyesel gue berharap Cecil bisa serius."

"Ih, tapi bener kan, Na? Bunga matahari lebih mirip sama Ecan."

"Maksud lo muka gue kayak bunga matahari gitu?"

"Matahari sama bunga matahari sama aja. Pokoknya mereka tuh mirip sama lo. Lo bisa jadi matahari karena lo bisa bikin banyak orang ketawa. Lo bisa jadi bunga matahari karena bisa bikin orang yang ngelihat lo tuh ngerasa tenang… dan kenyang. Hehehe. Asik banget nggak sih ngupasin kuaci?"

Haikal terkekeh ketika mengingat momen itu. tangannya menggenggam selembar kain dengan bordiran bunga matahari kecil di ujungnya.

"Bunga matahari, ya? Ternyata cocok juga."

=======

Pagi itu, teman-teman satu angkatan Cecil sedang sarapan di kafetaria gedung samping. Kelompok Cecil duduk di ujung ruangan dekat jendela. Cecil yang meminta karena ia ingin melihat pemandangan di luar dari ketinggian lantai itu. Meskipun kejadian semalam masih membekas di hati Renjun, tapi ia masih terlihat ceria dan bahkan ikut makan bersama mereka. Hal yang paling mengejutkan adalah perilaku Renjun dan Haechan yang tampak berbeda dari biasanya.