Lv. 23

55 22 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf, aku nggak suka kamu!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Maaf, aku nggak suka kamu!"

Cecil perlahan membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah wajah Jaemin. Kemudian bagian atas kepala Jaemin. Hidungnya kembang-kempis ketika percobaan mereka lagi-lagi gagal.

"Kok kuncinya nggak muncul sih?!" seru Cecil, "Lala, apa yang salah coba? Jaemin udah nembak gue, terus udah gue tolak juga. Kenapa potongan kunci ketujuh nggak muncul?"

Lala melepaskan satu batu mirip bola bekel berukuran sedang dari mulutnya. Batu itu bulat dan bening, permukaannya sangat halus. Setelah batu itu menyentuh tanah, batu-batu lain yang mengitari tempat itu mulai bercahaya membentuk sebuah lingkaran. Lingkaran itu kemudian mengeluarkan cahaya dan menyelubungi bangunan yang sedang mereka tempati.

"Cahaya putih apa itu?" tanya Renjun.

"Peace Flare. Anti-virus yang kugunakan untuk melindungi tempat ini dari serangan virus. Setidaknya kita bisa aman di sini sampai 8 jam ke depan."

"Lala, jangan cuekin gue!"

Kucing itu melempar tatapan tajam yang mampu membuat Cecil bungkam. Cewek itu merasa bersalah setelah melihat Lala meringkuk di sudut ruangan. Kucing itu pasti juga merasakan lelah, sama seperti dirinya. Tidak sepatutnya ia selalu menggantungkan semuanya pada Lala.

"Kalian semua tidurlah. Meski tidak mengantuk, terpejamlah. Istirahat dan kumpulkan tenaga untuk pagi nanti. Kita tidak tahu apa yang menunggu di luar sana. Setelah bangun tidur, kita pikirkan lagi tentang kunci ketujuh."

Semuanya menuruti perkataan Lala. Mereka berbaring di lantai hanya beralaskan satu kain tipis. Cecil berjalan menghampiri Lala. Mengelus kepala kucing itu sebelum kembali ke tempatnya.

Lala membuka mata, menatap sendu tembok di hadapannya. "Andai saja waktu itu aku tidak memberi tahu Chaewon tentang percobaan mesin waktu di atap gedung laboratorio, pasti ini semua tidak akan terjadi."

Satu jam berlalu tapi Cecil benar-benar tidak bisa tidur. Meskipun ia terkesan tidak peduli dengan masalah ini, di lubuk hatinya yang paling dalam, ia benar-benar takut jika tidak bisa kembali ke keluarganya. Ia membuka matanya, melirik Jaemin yang tidur tak jauh dari dirinya.

[2] Fantasy : La La Love - NCT DREAM [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang