Three Of Us

60 20 0
                                    

—Kembali ke waktu di mana mereka bertiga akhirnya bertemu—




"Naga lama banget, make up-an dulu apa gimana deh?" Cecil mengetuk jam tangannya. Sudah 15 menit semenjak ia keluar dari rumah dan duduk di depan gerbang.

"Dia nyampe langsung gue gigit kepalanya," gumamnya lagi.

Seseorang dari rumah di depannya keluar dari gerbang. Mencoba ramah, ia menganggukkan kepalanya dan dibalas cowok itu dengan senyuman.

"Lagi nungguin jemputan ya?" Tanyanya.

Cecil terkekeh, "Iya, biasanya nggak pernah telat loh," ia menarik napas dalam-dalam, "saya baru kali ini ngelihat mas sejak mas pindah ke perumahan ini."

Cowok itu menggaruk bagian belakang kepalanya, "Saya emang jarang keluar rumah. Lebih suka diem di rumah aja."

"Oh... ngomong-ngomong mau kemana, Mas?"

"Janjian sama temen, mau main bareng," seorang ojol berhenti di depan cowok itu, "saya duluan, ya? Semoga jemputannya segera datang."

Cecil melambaikan tangannya seiring ojol dan cowok itu pergi meninggalkannya sendirian. Kini ia harus berdiam diri menunggu Naga sampai akhirnya cowok itu tiba 5 menit setelahnya.

"LAMA BANGET LO BOKER DU—"

"Bokap gue mampir."

Cecil terdiam. Amarahnya berangsur-angsur hilang. Ia mendekati Naga dan memeriksa setiap inchi wajah cowok itu.

"Kok wajah lo baik-baik aja?"

Naga mendengus kesal sambil menggulung lengannya sampai ke atas siku dan menunjukkannya pada Cecil.

"Kok...."

"Gue bilang jangan di wajah soalnya gue mau ke mall, nanti nggak bisa gaet cewek."

Dengan penuh rasa kesal Cecil memukul bagian di mana luka lebam itu tinggal.

"Gila ya lo?" Seru Naga.

"Biar sembuh. Biasanya pas batuk, gue minumin es sembuh. Ini lebam kalo gue pukul lagi paling bisa cepet sembuh."

"Logikanya nggak nyampe," Naga memukul jok motornya, "buruan naik jangan lama-lama, si Haikal katanya udah nyampe dari tadi."

"Kan elu yang telat dateng anjir," rutuk Cecil.

•••

Cecil turun dari motor Naga sambil berusaha melepas helm. Matanya jelalatan mencari sosok sesuai ciri-ciri yang disebut Naga tadi.

"Dia nunggu di pintu masuk kan?"

"Pintu masuk utara, bukan yang ini."

Cecil mendelik, "Terus kenapa lo parkir di sini? Muter jauh bego."

Naga melirik perut Cecil. Cewek itu langsung menutupi perutnya sambil berjalan lebih dulu.

"Cuma naik dua kilo kok," gumam Cecil.

Sesampainya mereka di pintu masuk utara, Naga melambaikan tangannya pada seseorang. Cecil mengikuti arah pandangan Naga dan tampak terkejut, sama seperti cowok berpipi chubby yang tengah mereka tuju.

"Mas/Mbak?"

"Kalian udah saling kenal?" Naga bertanya.

Cowok itu menunjuk Cecil, "Ini cewek tinggal di depan rumah gue yang tadi duduk di depan pager sambil marah-marah katanya nungguin jemputan."

"Dia baru pindah dan jarang banget keluar rumah terus tadi pertama kali kita ketemu dan katanya dia lagi nunggu ojol karena mau ke mall ketemu temennya," sahut Cecil.

[2] Fantasy : La La Love - NCT DREAM [✓]Where stories live. Discover now