FINAL LEVEL #4 : DREAM

87 21 4
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Abang, Acil belum bangun?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Abang, Acil belum bangun?"

Suara teriakan sang Bunda membuat Marka sadar dari lamunannya. Ia kini tengah berdiri di depan pintu kamar Cecil dengan memegang segayung air. Tapi niatannya untuk menyiram wajah adiknya menghilang kala melihat sang adik berbaring di lantai dengan kursi belajar tergeletak di sampingnya.

"Udah bangun sih… Bun," ia meletakkan gayungnya di atas meja belajar kemudian berjongkok, "Cil, ngapain?"

Mata Cecil melebar ketika melihat wajah Mark. Ia duduk dan langsung menghambur ke pelukan Mark, membuat cowok berkacamata itu gugup dan tidak tahu harus berbuat apa.

Mungkin ini waktu yang tepat untuk membicarakan hal itu. "Dek, Abang mau ngomong. Tapi ini lepas dulu pelukannya."

"Nggak mau, gini aja. Acil kangen banget sama Abang."

"Oh… oke. Jadi, gue minta maaf. Setelah dikasih tahu Jinan, gue baru sadar kalau ternyata ngejauhin lo malah ngebuat lo tersiksa kayak gini. Abang cuma nggak mau lo kena sial lagi kalau deket-deket gue. Makanya gue ngejauh."

"Sekarang jangan ngejauhin gue lagi, Bang."

Mark mengelus surai Cecil, "Iya, nggak akan. Pelukannya lepas dulu dong, Cil. Sesak napas gue."

"Nggak mau. Gue kangen banget sama lo. Seminggu lebih nggak ketemu. Si Abbi mana Abbi?" merasa tak mendapat jawaban, Cecil menengadah, "kok muka lo heran gitu?"

"Seminggu yang lalu? Lo sakit?"

"Lo kali yang sakit. Masa lupa sih? Gue abis masuk ke dunia game, terus lo semua berusaha nyelametin gue. Tapi gue nggak nyangka sih kalau ternyata Haikal pelakunya. Wah, gila. Bisa-bisanya manusia macem Ecan jadi pro-hacker."

"Gue?" Haikal berdiri di tengah pintu dengan memegang bakwan hangat di tangan kanannya.

"Loh, Can? Lo kok masih di sini? Kata si Nana lo kabur sama Lukas setelah buang komputer ke sungai."

"Lukas temennya Mark? Dih, gue nggak kenal sama dia. Lagian ngapain gue buang komputer ke sungai. Sayang duit."

Naga berjalan masuk ke kamar Cecil. Melepaskan cewek itu dari dekapan Mark, kemudian menatap matanya dalam-dalam. "Mark, lo harus rela kalau setelah ini adik lo dimasukin ke rumah sakit jiwa."

[2] Fantasy : La La Love - NCT DREAM [✓]Where stories live. Discover now