Lv. 18

53 25 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi-pagi sekali, Jinan mengumpulkan pasukan penyelamat Cecil di atap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Pagi-pagi sekali, Jinan mengumpulkan pasukan penyelamat Cecil di atap. Jam pertamanya adalah olahraga, bebarengan dengan kelas Naga, Juna, dan Haikal. Beruntungnya, jam olahraga hari ini kosong. Sang guru mengatakan bahwa dirinya harus pergi ke luar kota untuk mengurus sesuatu.

"Gue balik dulu, ada ulangan matematika abis ini. Tadi malem juga udah tahu," kata Javen, berjalan menuju tangga.

Haikal melambaikan tangannya pada Javen, "Selamat, hari Kamis lo dimulai dengan menatap muka galak Pak Idoy."

"Can, inget. Abis olahraga ada matematika juga."

"Ow, shit."

"Kita hubungin Mark sama Leon dulu. Sekalian ada yang mau gue sampein ke kalian semua," kata Juna sambil menelepon Leon.

Panggilan video itu diangkat, menampilkan Leon dan Mark yang tampak segar dan siap untuk pergi ke suatu tempat.

Juna mengatur ponselnya agar bisa menampilkan wajah mereka berempat. "Suara gue jelas nggak?"

"Jelas, Kak."

"Gue bakal nyeritain apa yang terjadi ke Cecil kemarin. Ceritanya cukup panjang. Tapi akan gue ringkas semampu gue. Nanti setelah gue selesai cerita, gue kirimin video Cecil ke lo. Sekarang kita fokus dulu ke cerita gue."

Juna memulai ceritanya dari Cecil yang ikut Mark ke ruang bawah tanah sampai akhirnya kedua orang itu terkunci di dalam. Mereka semua terdiam. Mendengarkan dengan seksama ketika Juna sampai ke poin cerita.

=======

Jisung berlari ke kelas Cecil sambil merapal kalimat "Panggil Dreamies, tanggal debut Jaemin" berkali-kali tanpa menyadari kesalahan dalam kalimatnya. Ia sampai di depan pintu kelas. Masih ada guru yang mengajar. Ia menggigit jarinya, ingin segera memanggil Jaemin tapi ia takut kalau harus meminta ijin dari guru tersebut.

Jisung menarik napas dalam-dalam kemudian membuka pintu belakang sambil memejamkan mata. "P-permisi!"

Semua mata mengarah ke pintu. Membuat keringat dingin membanjiri wajah Jisung. Haechan melambaikan tangannya, "Oi, Jittungiee mwoya mwoya?"

[2] Fantasy : La La Love - NCT DREAM [✓]Where stories live. Discover now